Nasi Goreng plus plus….

“Kenapa acara yang becandaan, prank dan joged macam ubur ubur, subscriber dan follower nya besar?”

Demikian seloroh dari postingan sahabat saya di akun media sosialnya.

Ketika membaca postingan itu saya jadi teringat dengan sebuah restoran yang menyajikan menu hanya “Nasi Goreng” , kenapa saya isi hanya, ya menurut saya nasi goreng ya nasi goreng that just nasi yang di goreng ??

Tapi apa bedanya nasi goreng yang saya ceritakan ini dengan nasi goreng biasanya, karena nasi goreng ini dibikin didepan kita kita sebagai calon penikmatnya seperti yang anda bisa lihat di video yang saya sertakan ini.

Lalu apa bedanya dengan nasi goreng biasanya?

Apa rasanya akan lebih nikmat kalau dibuat didepan kita daripada dibuat diblakang kita? ?

Apa nasinya akan dapat lebih banyak dari porsi standar yang biasa kita dapatkan?

Jawabannya : Tidak juga.

Competitive advantage nya (biar lebih keren saya isi istilah manajemen gpp yaakk ?) maksud saya nilai lebih nya yang membedakan resto tersebut dengan yang lainnya yaitu kemampuan chef nya menyajikan menu nasi goreng dengan berbagai gaya akrobatik tadi.

Resto ini jadi kelihatan rame bukan semata mata karena rasa nasi gorengnya enak, tapi lebih banyak karena bagaimana mereka mendemonstrasikan cara membuat nasi goreng dengan berbagai “bumbu” akrobat dalam pembuatannya.

Kembali lagi ke postingan teman saya tadi, bagaimana kita sebagai seorang Penulis, Vloger atau apapun namanya yang menghasilkan sebuah karya, ditantang agar mampu menyajikan hasil karya kita dengan lebih menarik tanpa melupakan isi atau konten dari karya karya yang kita buat.

Kalau karyanya sebuah tulisan seringkali sebuah tulisan yang disajikan dengan candaan dan guyonan akan mampu mendatangkan lebih banyak respon entah itu berupa like, coment atau share seperti yang diharapkan oleh si pembuat tulisan tersebut.

Demikian juga halnya sebuah video youtube dimana seperti apa yang disampaikan teman saya tadi, kok video Prank atau joged ubur ubur lebih banyak yang subscribe dan view daripada video yang berisi materi yang mengedukasi yang lebih bermanfaat dari sekedar goyang goyang yang hanya menyajikan gerakan sensual (biasanya semakin seksi semakin banyak followernya ??).

Disanalah tantangan seorang penulis ataupun youtuber yang ingin mendapatkan subscribe dan view yang banyak, bagaimana kita sebagai konten kreator mampu menyajikan konten kita dengan lebih menarik sebagaimana seorang koki nasi goreng yang menyajikan nasi gorengnya dengan berbagai macam trik didalam proses memasaknya sehingga membuat yang mau makan nasi gorengnya nggak sabaran untuk meniknati nasi gorengnya.

Kalau kita bandingkan kedalam dunia usaha, jumlah subscriber itu saya analogikan sama dengan jumlah pelanggan kita, kalau toko kita mampu memberikan pelayanan yang menarik, harga yang wajar, dan stok barang yang lengkap tentu pelanggan kita akan datang selalu ke toko kita (menjadi subscriber/pelanggan kita) hal itu bisa terjadi karena kita memperhatikan feedback dari pembeli yang datang ke toko kita.

Umpamanya kemarin ada cust yang datang nyari produk yang tidak kita jual, tapi kita sebagai pemilik usaha tau produk yang dicari masih inline/sejalur dengan produk produk yang kita jual tentu kita akan berusaha melengkapi produk tersebut, jangan sampai kita jualan handphone dan laptop tapi cust nyarinya alat listrik tentu kita tidak kungkin akan memenuhinya karena produknya tidak inline dengan produk yang kita jual, tapi kalau hanya sebatas mereka nyarinya kabel data merk X tentu kita harus menelaah lagi perlu tidaknya kita penuhi, karena bisa saja kita sudah memiliki merk Y misalnya.

Sebagai seorang youtuber bisa jadi kita meminta feedback dari subscriber kita sebelumnya baik dari kolom komentar atau bisa juga masukan dari orang orang yang kita kenal.

The end of the day bagaimanapun cara menyajikannya atau seberapa heboh pun goyang ubur ubur kalau tidak mampu membawa kenikmatan jangka panjang bagi penikmatnya (ini lagi ngomongin apa sih ??) maka dia akan menjadi kehebohan sesaat habis itu ya sudah berlalu begitu saja.

Nasi goreng yang diproses dengan berbagai gaya akrobat kalau nasinya tidak enak tentu orang yang datang hanya sekali saja pingin datang, karena rasa dari nasi gorengnya biasa saja, tapi kalau enak tentu akan memberikan komen positif bagi resto tersebut selain rasanya yang enak cara penyajian juga unik.

Tetap semangat bagi anda konten kreator, tetaplah berkarya walau hari ini masih minim subscriber saya pribadi salut dengan usaha dan kerja keras anda semua.

Tik-Tok Idol

american idol

American idol…Idonesian Idol…atau idol idol yang lain sekitar 5th yang lalu sangat terkenal sebagai ajang untuk mencari bakat yang disiarkan oleh stasiun stasiun televisi di banyak negara.

Di jaman Smartphone dengan aplikasi Tik-tok didalamnya setiap orang bisa menjadikan dirinya sebagai The Idol sama halnya seperti ajang pencarian bakat yang saya sebutkan diawal tadi, artis tik-tok sendiri berasal dari berbagai macam background, ada yang memang sudah terkenal seperti istrinya Irfan Bachdim yang ex pemain Bali United sampai SPG Handphone kini keranjingan ber Tik-Tok ria.

Per 1 Mei 2020 aplikasi Tik-tok sudah diunduh sebanyak 2 miliar pengguna di seluruh dunia, sebuah pencapaian yang wooww, hal ini menjadikan Tik-tok sebagai salah satu media yang menjadi sasaran bagi seorang Marketers atau pemasar didalam marketing division sebuah perusahaan untuk mempromosikan perusahaannya di aplikasi ini karena banyaknya pengguna yang sudah mengunduh aplikasi ini.

Terbukti dengan pendapatan iklan Tik-tok mengalahkan sosial media yang sudah lebih awal hadir yaitu Facebook dan Istagram, Tik-tok menjadi sangat familiar belakangan karena videonya bukan hanya bisa dinikmati di aplikasi tik-tok saja tapi bisa juga di unggah ke FB atau Instagram mereka, hal ini yang menjadikan Tik-tok cepat terkenal.

Setiap Sosial media yang ada memiliki karakter tersendiri yang kalau kita mampu menciptakan konten – konten yang sesuai dengan karakter dari sosial media itu sendiri akan mampu menciptakan engaggment bagi penggunanya masing masing.

Instagram awalnya adalah aplikasi yang diciptakan untuk berbagi foto menarik dari aktifitas harian penggunanya, walaupun berisi caption tetapi itu hanya sebagai pelengkap dari foto yang diunggah tetsebut, yang lebih dominan adalah foto yang menarik yang akan menjadikan sebuah akun memiliki follower yang banyak, tetapi berkembangnya waktu instagram bukan hanya dijadikan media penyebaran foto yang mana hal ini membuat banyak tempat usaha yang mendesain tempatnya agar “instagramable” tapi juga dipakai oleh media berita sebagai media penyebar informasi untuk menjadikan instagram sebagai salah satu chanel diatribusi berita yang mereka miliki.

Kembali ke tik-tok, pembuat aplikasi ini sangat smart, dan pembuat pembuat aplikasi yang lain juga saya yakin mereka juga sangat smart, WA melejit ditengah Booming pemakaian pesan instan BBm atau Blackberry massanger waktu itu, FB juga melejit diantara aplikasi sejenis yang telah duluan hadir, dan setiap aplikasi selalu menggunakan ceruk yang belum digarap oleh pemain sebelumnya untuk mereka pakai sebagai celah untuk masuk secara mendalam ke ceruk yang ada tersebut, seperti halnya WhatsApp yang mampu menggeser BBm.dengan melihat kelemahan BBm yang hanya bisa dipakai oleh perangkat BB waktu itu, yang walau akhirnya aplikasinya dibuka agar bs digunakan semua platfond OS yg ada tapi sudah terlambat karena pengguna WA sudah kadung besar dan pemakai merasa nyaman dengan WA karena kemudahan pendaftaran hanya menggunakan no HP dibandingkan dengan BBm yang memakai PIN khusus BBm.

Setiap somed sebenarnya bisa saja menambahkan fiture baru dari aplikasi yang baru muncul yang mereka anggap memiliki prospek berkembang yang mana kemunculannya akan mampu menyaingi aplikasi mereka tersebut, tapi bisa saja hal itu justru akan menjadi bumerang karena membuat aplikasi mereka menjadi kabur karakternya, karena karakter yang khas tersebut biasanya masing masing aplikasi memiliki rentang usia pengguna masing masing, anak Generasi Z biasanya jarang pakai FB yang lebih banyak digunakan oleh Generasi baby boomers sampai generasi X, yang mana anak millenial sampai generasi Z biasanya cenderung menggunakan aplikasi Instagram dan yg terbaru Tik-tok ini.

Berkaca dari penambahan menu story di instagram yang mengacu pada aplikasi snapchat, menu yang mirip dengan tik-tok bisa saja ditambahkan kedalam aplikasi berbagi foto ini, sama halnya menambahkan menu story yang mereka lakukan dulu, tapi kembali lagi jangan jangan hal ini akan mengaburkan karakter dasar yang dimiliki oleh diri mereka berdasarkan pemikiran awal saat membuat aplikasi tersebut.

Tik-tok idol tidak bisa di elakan, sama halnya dengan akun akun Idola yang memiliki banyak follower di Instagram dengan konten kontenya yang menarik.

Ada sebuah toko Gadget yang menjual Iphone second yang lumayan aktif aktifitas mereka ber tik-tok ria yang cukup lincah dan “genit” yang mana hal ini membuat banyak akun akun media sosial yang membagikan kembali video mereka ini dan bisa jadi penjualannya juga ikut meningkat sejalan dengan peningkatan brand awarenes dari toko ini.

Brand awarenes tentu beda dengan brand image yang walau tentunya brand image akan tercipta awalnya dari brand awarenes, tetapi media tik – tok sama dengan media – media yang lain dia hanya sebuah media, hanya karakteristiknya saja yang berbeda, kalau FB biasanya dengan kombinasi postingan foto atau video dengan narasi tulisan detail, kalau di IG lebih dominan ke foto yang menarik, tik-tok hadir untuk menciptakan engagement dengan cara musik yang biasanya diiringi gerakan dance atau tarian pendek yang unik, walau ada banyak juga pengguna Tik-tok yang membuat konten lucu lucuan lewat tik-tok.

Masih panjang jalan yang mesti ditempuh bagi sebuah brand untuk mampu terus melangkah maju ditengah tengah persaingan yang semakin ketat, kalau saat ini sebuah bisnis mampu menarik minat penikmat medianya untuk datang ke toko kita karena Tik-tok kita viral tentu ada hal lain lagi yang mesti kita perhatikan seperti misalnya :
1.Bagaimana kita melayani mereka setelah datang, hal ini akan menentukan mereka jadi membeli di tempat kita atau tidak.

2.Bagaimana dengan kwalitas dari produk yang kita jual akan menentukan berikutnya apakah toko kita layak di advocate oleh konsumen yang tadi telah bertransaksi di kita atau sebaliknya.

Suatu saat mungkin kita sebagai pengusaha akan membuat Lowongan dengan salah satu syaratnya adalah MAHIR MAEN TIK TOK ?

Salam dari Ubud Bali (gedeeka)