Branding = Dekor

Di setiap acara ulang tahun di keluarga kami, ayah saya selalu mendekor ruangan yang biasa kami gunakan untuk acara ultah keluarga, dekornya menggunakan bahan bahan di sekitar rumah, kadang daun pisang kadang daun pepaya sampai daun kelapa ?

Walau sering anak anaknya membatasi agar tidak terlalu banyak di dekor tapi beliau selalu dengan antusias memdekor ruangan tempat acara, yang lama kelamaan saya jadi mengerti mungkin dengan melakukan hal sesuai passionnya akan membuat beliau lebih bahagia, bukankah itu salah satu teori menjadi pribadi yang bahagia? Melakukan apa yang kita sukai dengan kata lain apa yang menjadi passion kita, contoh lainnya ketelitian dalam.mendekor ini yaitu seringkali posisi meja atau tempat kue yang miring sedikit saja langsung dikoreksi agar “simetris” katanya ?

Trus apa hubungannya tulisan ini dengan judul diatas yaitu “BRANDING”? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak anda.

Branding menurut saya sama halnya seperti ayah saya mendekor ruangan acara ultah tadi.

Saya balik mau tanya, apakah dengan tanpa di dekor acara tidak terlaksana atau kurang makna?

Kalau ruangannya amburadul alias tidak bersih, barang barang berserakan tentu acara kurang asik, tapi mendekor disini bukan hanya sampai disitu, selain tertata rapi, tapi ayah sering menambahkan pernak pernak seperti kain warna warni atau dedaunan yang saya sebutkan tadi.

Maksud saya mengacu dari pertanyaan tadi adalah, apakah tanpa adanya pernak pernik daun daun yang capek capek di tebang dan di rangkai untuk acara tadi akan jadi kurang seru?

Coba kita bandingkan, mana lebih berkesan, ruangan didekorasi dengan apik dan menarik, tapi makanan nggak enak, suasana garing dll.

Kalo bisa memilih tentu kita akan memilih ruangannya menarik, suasana acara asik dan makanan enak bukan??

Sekarang kalau ada yang jualan bakpao misalnya, bakpaonya di hias tampilan dan packing nya menarik berisi label logo tapi begitu dicoba rasanya nggak enak dan bakpaonya kurang lembut, sementara itu ada penjual yang lain menjual bakpao dengan tampilan yang biasa biasa saja tanpa dipacking yang bagus tanpa label apalagi logo tapi rasanya enak dan lembut, kira kira kalo dipajang mana yang akan dipilih pertama kali?

Kalo saya sih akan milih yang tampilannya menarik walau setelahnya akan jadi kecewa dan menutuskan hanya sekali aja beli bakpao yang itu ??

Terus ada penjual bakpao ketiga, dia membuat bakpaonya dengan penuh penjiwaan hingga rasanya enak, lembut, ditambah lagi karena dia ngerti dikit dikit mengenai dunia branding, dia buat logo yang menarik dengan warna yang menarik ditambah tagline yang kata katanya membuat penasaran yang ditulis dibawah logonya misalnya, kira kira yang mana akan terus dibeli oleh konsumennya?

Kalau menurut saya, sepanjang harga yang ditetapkan sesuai dengan segmen marketnya, maka bakpao yang ketiga akan saya pilih.

Rasa enak, tampilan menarik, harga sesuai.

Itu lah yang saya maksud branding.

Nasi Goreng plus plus….

“Kenapa acara yang becandaan, prank dan joged macam ubur ubur, subscriber dan follower nya besar?”

Demikian seloroh dari postingan sahabat saya di akun media sosialnya.

Ketika membaca postingan itu saya jadi teringat dengan sebuah restoran yang menyajikan menu hanya “Nasi Goreng” , kenapa saya isi hanya, ya menurut saya nasi goreng ya nasi goreng that just nasi yang di goreng ??

Tapi apa bedanya nasi goreng yang saya ceritakan ini dengan nasi goreng biasanya, karena nasi goreng ini dibikin didepan kita kita sebagai calon penikmatnya seperti yang anda bisa lihat di video yang saya sertakan ini.

Lalu apa bedanya dengan nasi goreng biasanya?

Apa rasanya akan lebih nikmat kalau dibuat didepan kita daripada dibuat diblakang kita? ?

Apa nasinya akan dapat lebih banyak dari porsi standar yang biasa kita dapatkan?

Jawabannya : Tidak juga.

Competitive advantage nya (biar lebih keren saya isi istilah manajemen gpp yaakk ?) maksud saya nilai lebih nya yang membedakan resto tersebut dengan yang lainnya yaitu kemampuan chef nya menyajikan menu nasi goreng dengan berbagai gaya akrobatik tadi.

Resto ini jadi kelihatan rame bukan semata mata karena rasa nasi gorengnya enak, tapi lebih banyak karena bagaimana mereka mendemonstrasikan cara membuat nasi goreng dengan berbagai “bumbu” akrobat dalam pembuatannya.

Kembali lagi ke postingan teman saya tadi, bagaimana kita sebagai seorang Penulis, Vloger atau apapun namanya yang menghasilkan sebuah karya, ditantang agar mampu menyajikan hasil karya kita dengan lebih menarik tanpa melupakan isi atau konten dari karya karya yang kita buat.

Kalau karyanya sebuah tulisan seringkali sebuah tulisan yang disajikan dengan candaan dan guyonan akan mampu mendatangkan lebih banyak respon entah itu berupa like, coment atau share seperti yang diharapkan oleh si pembuat tulisan tersebut.

Demikian juga halnya sebuah video youtube dimana seperti apa yang disampaikan teman saya tadi, kok video Prank atau joged ubur ubur lebih banyak yang subscribe dan view daripada video yang berisi materi yang mengedukasi yang lebih bermanfaat dari sekedar goyang goyang yang hanya menyajikan gerakan sensual (biasanya semakin seksi semakin banyak followernya ??).

Disanalah tantangan seorang penulis ataupun youtuber yang ingin mendapatkan subscribe dan view yang banyak, bagaimana kita sebagai konten kreator mampu menyajikan konten kita dengan lebih menarik sebagaimana seorang koki nasi goreng yang menyajikan nasi gorengnya dengan berbagai macam trik didalam proses memasaknya sehingga membuat yang mau makan nasi gorengnya nggak sabaran untuk meniknati nasi gorengnya.

Kalau kita bandingkan kedalam dunia usaha, jumlah subscriber itu saya analogikan sama dengan jumlah pelanggan kita, kalau toko kita mampu memberikan pelayanan yang menarik, harga yang wajar, dan stok barang yang lengkap tentu pelanggan kita akan datang selalu ke toko kita (menjadi subscriber/pelanggan kita) hal itu bisa terjadi karena kita memperhatikan feedback dari pembeli yang datang ke toko kita.

Umpamanya kemarin ada cust yang datang nyari produk yang tidak kita jual, tapi kita sebagai pemilik usaha tau produk yang dicari masih inline/sejalur dengan produk produk yang kita jual tentu kita akan berusaha melengkapi produk tersebut, jangan sampai kita jualan handphone dan laptop tapi cust nyarinya alat listrik tentu kita tidak kungkin akan memenuhinya karena produknya tidak inline dengan produk yang kita jual, tapi kalau hanya sebatas mereka nyarinya kabel data merk X tentu kita harus menelaah lagi perlu tidaknya kita penuhi, karena bisa saja kita sudah memiliki merk Y misalnya.

Sebagai seorang youtuber bisa jadi kita meminta feedback dari subscriber kita sebelumnya baik dari kolom komentar atau bisa juga masukan dari orang orang yang kita kenal.

The end of the day bagaimanapun cara menyajikannya atau seberapa heboh pun goyang ubur ubur kalau tidak mampu membawa kenikmatan jangka panjang bagi penikmatnya (ini lagi ngomongin apa sih ??) maka dia akan menjadi kehebohan sesaat habis itu ya sudah berlalu begitu saja.

Nasi goreng yang diproses dengan berbagai gaya akrobat kalau nasinya tidak enak tentu orang yang datang hanya sekali saja pingin datang, karena rasa dari nasi gorengnya biasa saja, tapi kalau enak tentu akan memberikan komen positif bagi resto tersebut selain rasanya yang enak cara penyajian juga unik.

Tetap semangat bagi anda konten kreator, tetaplah berkarya walau hari ini masih minim subscriber saya pribadi salut dengan usaha dan kerja keras anda semua.