What’s Next….?

Ada sebuah quote yang saya rasa sangat keren yang disampaikan oleh Owen Meredith. Beliau adalah seorang negarawan dan penyair Inggris, ia menjabat sebagai Viceroy India antara 1876 dan 1880, pada masa Ratu Victoria diproklamasikan menjadi  Kaisarina India. (Wikipedia)

“Kuasailah semua buku tapi jangan biarkan buku menguasai anda. Membacalah untuk hidup, bukan hidup untuk membaca.”

Walau dari quote tersebut, buku dapakai sebuah analogi tapi ada banyak hal lain yang sebenarnya bisa kita pakai sebagai contoh didalam kehidupan ini bahwasanya apa yang kita lakukan saat ini harus ada suatu goal yang mesti kita capai.

Sama seperti halnya judul dari tulisan saya ini…..What Next? Apa Selanjutnya?

Di masa pandemi ini banyak kita lihat dan dengar stok tepung di mini market atau toko sebelah kehabisan stok, karena anak saya sendiri beberapa kali mengeluh kehabisan stok tepung ketika saya minta buatkan donut enak bikinannya ? hal ini terjadi karena banyak yang tinggal di rumah yang tidak ada aktivitas dan salah satu hal yang bisa dibuat yaitu yang berbahan dari tepung yaitu Cake atau bakery atau kue.

What next?

Yang memiliki jiwa entrepreneur maka tepung yang dijadikan aneka ragam kue atau cake atau apapun jenis turunannya mereka jual di sosial media mereka masing masing, sehingga keahlian yang mereka miliki menghasilkan, bahkan yang lebih serius lagi mereka membranding produk yang dibuat dengan kemasan yang cantik sehingga bisa dijual dengan harga yang sedikit diatas rata – rata.

Tapi tidak sedikit juga yang cukup Heppy bila cake atau kue yang dihasilkannya hanya cukup membuat gembira keluarga mereka di rumah untuk dinikmati bersama sama sambil minum teh di sore hari, daripada beli yang tentunya sudah ada penambahan ongkos produksi he he he

What Next…..

Tentu pertanyaan ini bisa menjadi pertanyaan pembangkit kesadaran kita akan apa yang kita lakukan untuk men challange diri kita mewujudkan What Next dan What Next lanjutan yang tentunya membuat diri kita lebih baik lagi dari kemarin.

Karena ada waktu yang sangat renggang akibat kebijakan #dirumahaja selama masa pandemi ini anda mungkin bisa mencoba memainkan piano yang sudah lama nganggur di rumah, tapi jawaban dari pertanyaan What Next lah yang akan menjadikan kita lebih bergairah untuk terus memainkan piano itu hingga kita mampu mewujudkan goal dari jawaban What Next yang kita tetapkan.

Saya pribadi dimasa pandemi hampir tidak pernah pergi ke toko buku langganan saya biasa kunjungi tiap bulannya, tapi buku yang saya beli secara jumlah jauh meningkat dari biasanya, apalagi ketika melihat teman posting buku yang saya rasa cocok untuk saya beli saya langsung search mbah google he he he , karena semua saat ini bisa kita beli lewat online.

Dan saya pribadi ketika melihat tumpukan buku yang semakin banyak mulai sadar atau dipaksa disadarkan oleh istri karena keseringan beli buku ??? untuk menanyakan pada diri saya sendiri…What Next?

Apakah saya membaca untuk hidup atau hidup untuk membaca?
Kalau hidup untuk membaca tentu hanya pengetahuan yang kita miliki, tapi bagaimana kalau kita mampu menjawab pertanyaan What Next dari setelah membaca buku itu?

Tentu akan muncul jawaban jawaban dari pertanyaan What Next tadi, misalkan :
Saya akan melatih diri membuat tulisan yang bermanfaat, saya akan mengaplikasikan satu per satu di perusahaan saya, di keluarga saya atau bahkan di lingkungan saya dari apa yang saya pelajari.

Dalam kaitannya dengan cake atau kue misalnya What Next anda yaitu anda akan membuat perusahaan yang menjual cake, atau contoh piano yang sudah lama nganggur karena selama ini anda sibuk, misalnya jawaban What Next anda goalnya yaitu anda akan menguasai dengan fasih satu lagu dalam sebulan misalnya, bahkan What Next lanjutannya bisa jadi karena saking antusiasnya anda akan merekam hasil maen piano anda dan meng uploadnya ke chanel youtube anda, tentu hal ini bisa menghasilkan uang untuk anda bukan?

Semakin tinggi What Next yang ingin kita wujudkan dari apa yang kita lakukan tentu dibutuhkan komitmen untuk benar – banar menjadikannya terwujud.

What next?

Tante Ernie

Tante pemersatu Bangsa banyak orang bilang, tante yang lagi naik daun ? (buat yang belum tau saya yakin pasti mendadak buka browser dan ketik di Google : Tante Ernie ???) biar tidak penasaran sy kasi akun IG nya dehhh ? @himynameisernie

Sumber foto : IG @himynameisernie

Tante yang katanya followernya kebanyakan dari kaum hawa alias kaum pemilik stik golf, atau jangan jangan anda salah satu follower setianya ???

Di dunia instagram, pemilik akun – akun instagram yang memiliki banyak follower biasanya akun artis, baik artis vokal, artis peran atau bisa juga atlet yang berprestasi, tapi bisa juga akun seperti tante ernie ini pun followernya akan sangat banyak, tapi yang bikin heboh itu mungkin karena follower tante ini yang sudah lebih dari sejuta dan banyak media yang memblow up mengenai akun tante ernie ini, apalagi ditambah dengan si Bang Hotma yang ikutan nimbrung komen di akun si Tante jadi tambah heboohhh he he he.

Agar tidak disebut sebagai blog Gosip ? saya mencoba membahas hal ini kaitannya dengan dunia marketing ( nyambung atau nggak ya? ? ), yang mana di dunia marketing kita mengenal istilah Konten dan Konteks yang mana kalau secara sederhana pengertian konten adalah isi sedangkan konteks adalah kemasan atau tampilannya (mohon maaf seandainya definisi ini kalo rada keliru maklum masih belajar ??)

Biar lebih mudah di cerna, saya biasa menganalogikannya dengan air mineral yang mama Konten nya adalah air sementara botol yang berisi nama dan logo merk air tersebut adalah konteks nya, sampai disini semoga bisa dimengerti.

Kalau seorang artis vokal tentu konten nya adalah suara vokal yang bagus dan enak didengar, kalau seorang atlet, tentu atlet yang memiliki prestasi yang lebih dari yang lainnya, tapi kalau sama sama berprestasi atau memiliki vokal sama bagus misalnya tentu yang memiliki follower lebih banyak adalah mereka yang mampu mengemas tampilannya lebih menarik, entah karena wajahnya yang memang ganteng atau cantik atau bisa juga karena caranya berpenampilan yang menarik sehingga menambah komplit dari keahlian vokal dengan penampilannya, apalagi ditambah dengan attitude atau karakter yang bagus tentu tambah lengkap lagi.

Kita kembalikan ke tante ernie tadi, secara konteks/kemasan/penampilan tentu hal ini akan menarik untuk dilihat tapi apakah secara konten misalkan keahlian, pengetahuan atau attitudenya semenarik dari konteks yang ditampilkan? Tentu kita tidak bisa men judge atau memvonis A atau B hanya dari penampilan saja, karena bisa saja orang yang berpenampilan urakan, tatoan bisa saja memiliki attitude yang baik dan juga berpengetahuan luas, dan demikian sebaliknya, penampilan bagus tapi attitude kurang baik.

Untuk dunia usaha dan di ilmu marketing tentu dua hal ini tidak bisa terpisahkan, bagaimana kita membranding perusahaan kita melalui nama, logo dan kombinasi warna khas brand kita agar tercipta image yang kita kemas (konteks) yang sesuai dengan apa yang kita harapkan yang kita terjemahkan dalam bentuk visual akan selaras dengan konten atau isi daleman dari bisnis kita,.

Misalnya untuk bisnis retail penjualan Handphone dan laptop saya, yang mana saya membuat logo dan kombinasi warna biru dan orange di logo saya, ditambah tag line yaitu “Toko handphone dan Laptop yang TERPERCAYA di Gianyar” , Image yang ingin diciptakan tentu toko kita agar dipercaya, TERPERCAYA dalam hal apa?


Misalnya dalam hal produk kita hanya menjual produk bergaransi.

Hal lainnya lagi, disaat customer mengalami kendala terhadap produk yang mereka beli kita akan mampu membantu menyelesaikan kendala yang mereka hadapi, secara lebih luas tentu ada banyak hal lagi yang bisa diterjemahkan agar toko kita layak disebut menjadi toko yang terpercaya seperti tagline nya.

Sehingga kalau kedua hal ini bisa kita penuhi, antara Konten dan Konteks tadi disanalah Brand kita akan mampu secara utuh diterima oleh konsumen kita yang pada ujungnya akan menjadi konsumen loyal atau bahkan konsumen yang menjadi advocate yang memberi rekomendasi bagi calon konsumen lainnya untuk belanja di tempat kita.

Bukankah hal itu yang kita harapkan?

“Customer make new Customer.”

Sebuah pekerjaan yang tidak mudah dan perlu perjuangan yang konsisten agar citranya bisa nancep dibenak konsumen dan calon konsumen kita.

Image apa yang ingin anda tampilkan kepada konsumen bisnis anda yang akan anda terjemahkan dalam bentuk Konten dan Konteks sesuai dengan bidang bisnis anda?

Go or Stay

Hari ini saya membaca berita bahwa ada maskapai yang terancam dibekukan rutenya karena melanggar aturan protokol Covid 19.

Yang mana didalam aturan protokol covid 19 diatur untuk penerbangan yang dilakukan, kapasitas kursi yang boleh diisi maksimal 50% dari kapasitas yang ada, selain aturan – aturan lain yang mesti dipenuhi baik oleh pihak maskapai maupun para penumpangnya.

Tentu sebagai pebisnis, kebijakan ini akan ada konsekuensinya, salah satunya adalah peningkatan tarif tiket yang terpaksa dibebankan kepada penumpang yang hendak menggunakan jasa penerbangan tersebut, sebagai akibat dari berkurangnya kapasitas yang bisa diisi oleh pesawat tersebut.

Konsep desain kursi pesawat

Setiap penerbangan dalam kondisi normal tentu sudah memiliki perhitungan kapasitas minimum yang harus terisi untuk menutupi biaya produksi untuk menerbangkan pesawat tersebut sampai ke tujuan, yang mana hal itu akan tercermin dari harga tiket yang dibebankan kepada konsumen pengguna jasa penerbangan tersebut, seperti halnya produk fisik, penetapan harga jual tiket tentu akan ditentukan brapa biaya pokok sekali terbang ditambah margin keuntungan yang ingin dicapai dibagi dengan jumlah kursi yang bisa dijual (dalam hal ini harga tiket setiap kursi diasumsikan sama harganya)

Namun dengan aturan pembatasan kapasitas yang bisa diisi oleh maskapai tentu faktor pembaginya akan menjadi berkurang, misalkan biaya sekali terbang plus margin keuntungan adalah 100jt dibagi 100 kursi yang bisa dijual maka harga jual tiketnya akan menjadi 1jt per kursi, kalau saat ini dengan pembatasan kapasitas yang hanya boleh diisi 50% tersebut maka 100jt tadi akan dibagi hanya dengan 50 kursi saja jadinya harga jual tiket tersebut akan menjadi 2jt per kursi.

Bagi orang – orang yang memang harus pergi, harga tiket tentu tidak akan menjadi kendala karena memang sebuah keharusan mereka harus berangkat dan pergi ke tempat tujuan mereka, misalkan untuk sebuah urusan bisnis atau tugas penting lainnya, tapi bagi yang tidak terlalu urgent/mendesak atau masih bisa ditunda atau bisa diganti dengan komunikasi online seperti halnya rapat – rapat online yang semakin familiar belakangan ini tentu akan mengurungkan niatnya untuk berangkat.

Ini mungkin akan menjadi salah satu New Normal dibidang penerbangan yang mana nantinya jarak antar kursi akan ada sebuah penyekat yang akan membatasi kontak fisik bagi setiap penumpang yang menggunakan jasa penerbangan tersebut, dan tidak mungkin hal ini juga diterapkan di moda transportasi lainnya, seperti kereta api atau Bus.

Setiap kebijakan tentu diterapkan untuk kebaikan kita bersama, hingga diperlukan kesadaran kita untuk melaksanakannya.

Berdamai dengan Corona, Mari BANGKIT, BERKARYA dan BERJAYA.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan hari kebangkitan nasional yang kita rayakan setiap tanggal 20 Mei dan perayaan hari Kebangkitan Nasional ini dirayakan sebagai hari kelahiran sebuah organisasi kepemudaan di tahun 1908 yang bernama boedi oetomo dan di tahun 1998 hari kebangkitan nasional ini dijadikan sebagai momentum kejatuhan resim Order baru.

Perayaan hari Kebangkitan Nasional tahun ini berada di tengah suasana dunia yang tengah tertekan baik dari segi kesehatan maupun ekononi akibat pendemik virus corona belakangan ini. Semoga dengan tulisan ini kita tetap semangat dan optimis menjalani hari -hari kedepannya.

Prolog…

“Bayangkan Anda lahir pada tahun 1900. Pada ulang tahun ke-14 Anda, Perang Dunia I dimulai, dan berakhir pada ulang tahun ke-18 Anda. 22 juta orang tewas dalam perang itu.

Kemudian pada tahun itu, epidemi Flu Spanyol menghantam planet ini dan berlangsung hingga ulang tahun ke-20 Anda.  50 juta orang meninggal karenanya dalam dua tahun itu.  Ya, 50 juta.

Pada hari ulang tahun ke 29 Anda, Depresi Hebat dimulai.  Pengangguran mencapai 25%, PDB Dunia turun 27%.  Itu berjalan sampai Anda berusia 33.

Negara ini hampir runtuh bersamaan dengan ekonomi dunia.

Ketika Anda berusia 39, Perang Dunia II dimulai.  Anda bahkan belum melewati bukit.  Dan jangan coba-coba mengatur napas.  Pada hari ulang tahun ke 41 Anda, Amerika Serikat sepenuhnya ditarik ke Perang Dunia II.  Antara ulang tahun ke-39 dan ke-45, 75 juta orang tewas dalam perang.

Pada usia 50, Perang Korea dimulai.  5 juta binasa.

Pada usia 55 tahun, Perang Vietnam dimulai dan tidak berakhir selama 20 tahun.  4 juta orang tewas dalam konflik itu.

Pada hari ulang tahun ke-62 Anda, Anda memiliki Krisis Rudal Kuba, titik kritis dalam Perang Dingin.  Kehidupan di planet kita, seperti yang kita tahu, seharusnya berakhir.  Para pemimpin besar mencegah hal itu terjadi.

Ketika Anda menginjak usia 75, Perang Vietnam akhirnya berakhir.

Pikirkan semua orang di planet ini yang lahir pada tahun 1900. Bagaimana Anda bisa selamat dari semua itu?

Ketika Anda masih kecil pada tahun 1985 dan tidak berpikir bahwa kakek Anda yang berusia 85 tahun mengerti betapa sulitnya sekolah.  Dan betapa kejamnya anak itu di kelas Anda.  Namun mereka selamat melalui semua yang tercantum di atas.

Perspektif adalah seni yang luar biasa, disempurnakan seiring berjalannya waktu, dan mencerahkan seperti yang tidak akan Anda percayai.  Mari kita coba dan menjaga segala sesuatunya dalam perspektif. “
——————
Tulisan diatas adalah tulisan dari seorang Penulis Amerika tidak dikenal tapi ramai beredar di sosial media.

Selanjutnya kita melompat 100th dari tahun 1900, seandainya anda yang lahir di tahun 2000 itu berarti usia anda saat ini sudah 20th dan di usia anda yang sudah 20th ini sudah terjadi beberapa kali krisis, baik itu krisis keuangan maupun krisis kemanusiaan yang ujung ujungnya juga mempengaruhi sisi keuangan atau ekonomi kita terutama dalam hal ini bagi kita yang hidup di Indonesia.

Kita mulai dari 2002 yang berarti saat itu anda baru berusia 2 tahun, yang mana bagi anda yang lahir di bali, saat itu terjadi tragedi kemanusiaan yaitu Bom Bali I yang merenggut 200 jiwa dan melukai ribuan lainnya yang terjadi di Kuta,Bali. Secara ekonomi kejadian ini melumpuhkan perekonomian Bali pada khususnya dan negara kita Indonesia juga kena imbasnya dari tragedi yang menjadi perhatian dunia karena korbannya juga berasal dari beberapa negara, dan terbanyak australia.

Selanjutnya terjadi kerusuhan kerusuhan sosial yang berbau SARA terjadi dan beberapa Bom yang mengancam di beberapa wilayah seerti di Palu, Ambon, maluku atau juga di jakarta, dan Bali juga kembali terjadi ledakan Bom di tahun 2004 yang dikenal dengan Bom Bali II yang mana hal ini juga mempengaruhi kehidupan kita di masyarakat.

Di saat usia anda 8th yakni di tahun 2007/2008 terjadi krisis keuangan di amerika yang mana saat itu ada krisis subprime mortgage yaitu krisis yang diakibatkan oleh gelembung property di negara adi daya tersebut, yang mengakibatkan sebuah Bank yang telah berusia 150th bangkrut, hal itu tentunya juga berimbas terhadap aliran dana di negara kita.

Di tahun 2018 di usia anda 18 tahun terjadi perang antara Amerika dan China, kalau dijaman dulu perang atau agresi militer identik menggunakan senjata namun di jaman modern ini perang yang terjadi tanpa senjata tapi perang dibidang ekonomi, yang mana didahului oleh amerika yang menaikan tarif import produk – produk dari china, hingga melarang perusahaan amerika bertransaksi dengan salah satu perusahaan besar tiongkok yaitu huawei.

Kita langsung melompat ke tahun 2020 yang saat terjadi ini usia anda sudah beranjak dewasa yaitu 20th yang tentunya sudah mampu merasakan bagaimana perubahan kehidupan di masyarakat, dimana saat ini dunia dihadapi dengan situasi persis seperti di tahun 1918 atau 100th lebih dari Flu spanyol yang pernah menyerang dunia, kini kita juga dihadapkan pada kekhawatiran akan penyebaran virus corona ini, yang mana kita semua dalam keseharian kita diharuskan menggunakan masker agar terhindar dari penularan virus ini, virus yang menyebar ini selain berdampak pada kesehatan kita yang lebih parahnya lagi berdampak pada segi ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemik ini.

Flu Spanyol Tahun 1918

Jadi dimasa apapun kita hidup akan selalu ada rintangan dan tantangan yang harus kita lalui, tidak perlu terlalu dikhawatirkan tetapi tetap jaga kewaspadaan, lakukan semua hal yang akan mampu menjaga kondisi kesehatan kita sesuai dengan anjuran dari pemerintah, tetap berkarya sesuai dengan bidang kita masing – masing dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan.

Hal hal yang terjadi belakangan ini akan menciptakan situasi yang baru atau New Normal baik dalam hal kesehatan maupun saat bekerja dan berinteraksi dalam keseharian kita.

“Mari BANGKIT….BERKARYA dan BERJAYA di era NEW NORMAL.”

Selamat Hari kebangkitan Nasional.

Ubud, 20 Mei 2020

Layana

Layana dalam bahasa indonesia yang juga ada didalam bahasa kawi artinya mengalir.

Kata Layana juga dipakai oleh teman saya untuk menamai warung yang dia miliki, salah satu harapan dari pemilik warung ini adalah agar segalanya bisa mengalir, seperti halnya icon air terjun yang ada di depan warung layana ini yang terus mengalir airnya, karena kalo airnya tidak mengalir dia bukan air terjun namanya ??

Sesuatu yang mengalir akan menciptakan kesejukan, kedamaian, dan juga keberlimpahan.

Saya tidak akan membahas enaknya menu di warung ini yang sudah terkenal dikalangan bule dan lokal (apalagi hari ini dikirimin pizza dan menu japanese terbaru ?) atau juga saya tidak akan membahas suasana warung ini yang sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati air terjun, tapi saya akan membahas efek Corona, nggak nyambung kan he he he

Warung Layana

Saat ini di tengah pandemi corona yang kita hadapi, yang walaupun mungkin ratusan tahun yang lalu pernah ada pandemi semacam ini yang menewaskan sekian banyak jiwa manusia, tapi mungkin karena jaman yang berbeda dampak ikutannya juga akan berbeda, tapi dibalik semua itu ada satu hal mendasar yang akan terjadi ketika kita menemui suatu hal yang tidak mengalir maka akan terjadi hal hal yang berseberangan daripada hal hal ketika dimana segalanya mengalir.

Kesejukan udara ketika udaranya tidak mengalir akan menjadi panas, kedamaian jiwa ketika segalanya tidak mengalir sesuai harapan akan menjadi ke gelisahan dan keberlimpahan akan menjadi keterbatasan/kelangkaan atau dalam bahasa inggrisnya scarcity ketika semuanya serba dibatasi.

Sama hal nya ketika kita sedang berada di dalam sebuah ruangan, walaupun disana terdapat udara, ketika tidak ada ventilasi yang mampu menciptakan aliran udara keluar masuk kedalam ruangan tersebut maka ruangan tersebut akan menjadi pengap dan gerah, ketika udaranya tidak mengalir maka kita akan tidak nyaman berlama lama didalam ruangan tersebut.

Pernahkah anda mandi di kolam renang yang mesin pompanya tidak dihidupkan?
Bagaimana rasanya?
Kalo saya pribadi merasa kurang nyaman dan kurang asik dibandingkan airnya mengalir/berputar.

Kembali lagi ke kondisi pendemik saat ini, efek dari Corona banyak hal yang tadinya mengalir tiba tiba menjadi harus di stop sementara, orang orang yang biasa bepergian dari suatu daerah ke daerah lain entah untuk urusan bisnis ataupun berwisata atau bisa juga sedang “pulang kampung” satu kata yang pernah trending beberapa waktu yang lalu ? tiba tiba mereka tidak bisa pergi untuk bisnis, berwisata atau pulang kampung tadi, yang tentunya ketika tidak ada pergerakan orang maka sektor sektor yang biasanya melayani kegiatan ini akan terhenti.

Walaupun penerbangan saat ini sudah dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat tetap saja masih jauh timpang dari biasanya, yang mana dalam kondisi lama hal ini akan menyebabkan kepanasan dari segi ekonomi dengan situasi saat ini, karena mereka harus menanggung beban biaya yang harus mereka keluarkan tiap bulannya dari investasi yang telah mereka tanamkan di bisnisnya tersebut, mungkin staf bisa di PHK atau lebih halusnya “dirumahkan” sementara waktu hingga menunggu situasi normal, tapi disisi lain ada kewajiban bank yang ketika situasi normal perusahaan mampu membayar sesuai kewajiban yang dibebankan berdasarkan nilai pinjaman yang dimiliki, yang walaupun sesuai intruksi Presiden hal ini bisa di restrukturisasi tapi itu hanyalah suatu kebijakan memperpanjang nafas saja.

Ketika situasi ini berlangsung dengan rentang waktu diluar estimasi kita maka dia akan menciptakan permasalahan lanjutan, yang terlalu suram kalau dipikirkan dan dibagikan dalam tulisan ini, banyak orang yang harus berhenti bekerja dan perusahaan yang berhenti beroperasi yang tentu saja tidak semua dari pekerjaan mereka yg bisa dilakukan lewat Work From Home seperti pekerjaan lain yang bisa dilakukan dari rumah.

Dampak dari pembatasan pembatasan selain akan mempengaruhi arus manusia juga akan mempengaruhi arus barang, yang mana dalam kondisi normal inflasi diakibatkan oleh kenaikan harga barang yang mana kenaikan harga barang ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :

  1. Meningkatnya demand/permintaan.
  2. Meningkatnya biaya produksi, karena rantai produksi yang terganggu.
  3. Meningkatnya jumlah uang beredar, akibat upaya pemerintah mengantisipasi likuiditas salah satunya dengan mencetak uang yg biasanya ditukar dengan surat obligasi pemerintah.

Ketiga poin penyebab inflasi tadi untuk saat ini mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh poin no 2 dan 3, hal ini terjadi karena pembatasan – pembatasan yang mengakibatkan terganggunya rantai distribusi, walau saat ini hal ini masih bisa dikendalikan walaupun ada PSBB di beberapa wilayah,
Poin no 3 bisa terjadi apabila wacana dari anggota DPR yang mengusulkan kepada pemerintah untuk mencetak uang yang olehnya diistilahkan dengan “quantitative easing,” jadi dilaksanakan oleh pemerintah,walau kita tidak pernah tau jangan jangan hal ini sudah dilakukan saat ini oleh pemerintah, berbarengan dengan penerbitan surat hutang oleh pemerintah yang secara teori bisa saja dibeli oleh BI seperti yang dilakukan oleh negara lain yang surat hutang pemerintahnya dibeli oleh Bank Sentral dari negara bersangkutan, apalagi dengan kondisi saat ini semua negara memerlukan dana untuk mengatasi kondisi ekononi negaranya masing – masing.

Pemerintah sudah berusaha mengeluarkan kebijakan yang harapannya akan mampu memberikan udara segar didalam kehidupan ekonomi negara ini, tapi seberapa lama ini bisa dilakukan, seberapa banyak subsidi yang bisa digulirkan untuk membiayai orang orang yang tadinya produktif bekerja menghidupi dirinya sendiri, tiba – tiba menjadi orang yang tidak produktif karena situasi pembatasan pembatasan yang mesti dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona ini.

Disisi lain kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan konsumsi masyarakat bisa menjadi bumerang kalau di sektor produksi masih tetap terganggu akibat pembatasan pergerakan manusia dan barang yang mana hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan harga barang karena terjadi ketidak seimbangan suplai dan demand seperti yang saya sampaikan diatas tadi.

Menteri keuangan bekerja sangat keras untuk menstabilkan kondisi saat ini , terutama dari sisi likuiditas keuangan yang ada di masyarakat dan lembaga perbankan.

Kita harus tetap OPTIMIS!
Kata kata itu untuk diawal mungkin cukup manjur untuk membangkitkan semangat kita, tapi tidak semua orang bisa sabar bertahan berlama lama didalam situasi yang tidak pasti, tidak banyak orang yang memiliki pikiran positif ketika berjalan di lorong yang gelap, mungkin ini akan menjadi the real Evolusi seperti yang dulu disampaikan oleh Charles Darwin, Evolusi bukan hanya terbatas manusianya tapi juga bisnis bisnis yang kita tekuni selama ini.

Ada beberapa hal yang saya perhatikan yang perlu kita perkuat lagi ditengah situasi pendemi saat ini yaitu rasa gotong royong yang diwariskan oleh nenek moyang kita sejak jaman dulu, saling bantu membantu bergandengan tangan dan tetap berdoa dan berharap semoga situasi ini segera pulih kembali.

Semoga kita semua dalam kondisi sehat selalu, dan tetap semangat.

staysafe #stayathome

Apakah Covid 19 akan menyebabkan Kepunahan massal didalam Bisnis?

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul “Kepunahan Keenam” buku ini merupakan buku ilmiah science & nature yang mungkin sangat jarang saya beli, dibanding buku buku bisnis atau self help, tapi saya rasa menarik untuk dibaca untuk memperluas pengetahuan siapa tau ada hal yang bisa kita ambil ikmahnya dari apa yang dipaparkan didalam buku ini.

Buku Kepunahan Keenam “The sixt Extinction”

Apalagi ditengah suasana pendemik Corona yang menghantui masyarakat dunia belakangan ini yang sudah berlangsung hampir 6 bulan dari pertama kali ditemukan di Wuhan salah satu kota di China sana.

Seperti kita ketahui Covid 19 bukan hanya berdampak pada gangguan kesehatan pada tubuh masyarakat, tapi efek lainnya yang jauh lebih dahsyat yaitu dampak ekonomi dari ketidak normalan yang diakibatkan oleh pembatasan pembatasan yang harus dilakukan untuk menghindari penyebaran virus ini.

Di buku ini dibahas bahwa dari penelitian yang pernah dilakukan banyak ahli bahwasanya di dunia ini telah terjadi lima kali kepunahan massal yang mengakibatkan kepunahan ekosistem yang ada di planet bumi ini, kepunahan terakhir yang terkenal yaitu dimana musnahnya binatang super besar yang dinamakan dinosaurus karena hujan meteor berukuran besar yang menghantam bumi yang oleh para ahli diperkirakan terjadi sekitar 250juta tahun yang lalu.

Selain kepunahan massal tersebut yang oleh ahli mendefinisikannya sebagai peristiwa yang melenyapkan sebagian besar biota yang ada di dunia dalam jangka waktu pendek atau dalam waktu sangat cepat dan bercakupan global, selain itu setia saat di dunia ini sebenarnya terjadi kepunahan yabg oleh para ahli dinamakan sebagai kepunahan latar, yaitu punahnya sebuah spesies diantara sejuta spesies yang ada di dunia per tahunnya, yang artinya setiap tahun ada satu spesies yang punah diantara satu juta spesies yang ada di dunia ini, seperti contoh kasus punahnya katak emas di hutan panama.

Katak emas Panama

Covid 19 secara kesehatan berdampak pada kematian pada seseorang yang menyerang sistem pernapasan pada manusia, dampak lain dari kekhawatiran penyebaran virus ini adalah aktifitas ekonomi di masyarakat.

Sebagai contoh yang sudah kita tau orang orang yang tadinya berwisata akhirnya tidak bisa pergi karena pembatasan wilayah sebuah daerah atau bahkan negara, yang karena tidak ada pelancong akhirnya hotel sebagai tempat menginap tidak mendapatkan tamu yang memaksa mereka harus menutup usahanya dalam jangka pendek, demikian juga restaurant, terutama restaurant yang segmen marketnya pelancong atau wisatawan tadi juga terpaksa tutup sementara karena sepinya pengunjung yang datang.

Akibat ikutan dari tutupnya hotel dan restaurant selain mempengaruhi dari sisi pengembalian pokok hutang dan bunga ke pihak perbankan tentu berdampak pula pada dirumahkannya semua tenaga kerja yang bekerja di bidang usaha ini, di sisi lain orang orang yang menjadi suplier dari hotel atau restaurant ini juga kehilangan pasar mereka yang akhirnya juga meniadakan atau hilangnya pendapatan dari usaha mereka selama ini.

Melihat kejadian kepunahan latar pada katak emas di hutan panama, kalau kita bandingkan di dunia usaha biasanya didalam kondisi normal di dunia usaha juga terjadi “kepunahan latar” seperti kasus katak emas tadi, yang mana dari survey yang ada akan terdapat 80% Start up/usaha baru yang akan “punah/tutup” di 3th pertama, dan sisanya akan ada 80% lagi yang punah di 10th berikutnya, yang artinya dari 100 usaha baru dibuat akan ada 20 saja yang bertahan dalam 3th dan akan ada 4 saja yang bertahan dalam 10th bukankah ini identik dengan “kepunahan latar” katak emas panama tadi?

“Seleksi alam setiap hari dan setiap jam terjadi di deluruh dunia, memilih semua variasi, sekecil apapun itu, menyingkirkan yang buruk, melestarikan dan menambahkan yang baik, bekerja diam diam tanpa terlihat, kapan pun dan dimanapun setiap ada kesempatan.”

Lalu, mungkinkah Covid 19 ini sebagai pemicu kepunahan massal dari enterprise atau perusahaan -perusahaan besar yang ada saat ini?

Tanda – tanda banyak perusahaan besar yang kena dampak yang bisa kita lihat dari data penjualan per april 2020 yang mana sudah mulai banyak yang terlihat seperti banyaknya maskapai udara yang terpaksa tutup akibat tidak mampu membayar kewajiban akibat berhenti operasi, yang mana di awal pandemi sektor yang pertama kali terpukul akibat pandemi ini yaitu di bidang transportasi, hotel dan restaurant, data terbaru memperlihatkan penjualan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat mengalami penurunan sampai 90% tentu banyak sektor dan banyak perusahaan lagi yang mengalami dampak yang tidak kalah tragisnya dari data penjualan kendaraan tadi, yang semua diakibatkan oleh turunnya pergerakan ekonomi akibat dari pembatasan – pembatasan yang terjadi saat ini.

Yang lebih penting yang perlu menjadi perhatian kita dari kemerosotan sektor – sektor ekonomi dan bisnis dari beberapa yang sudah saya uraikan diatas adalah adanya efek domino dari satu sektor terhadap sektor lainnya, misalnya penurunan penjualan kendaraan bermotor tentu akan berimbas pada bisnis leasing kendaraan itu sendiri, yang mana karena adanya ketakutan akan terjadinya kredit macet, pihak leasing memperketat syarat kredit dari kendaraan baru yang mau dibeli secara kredit, misalnya dengan menaikan DP kepemilikan kemdaraan dan hal – hal seperti ini akan terus berantai ke sektor – sektor lainnya juga yang kalau diuraikan didalam tulisan ini akan sangat panjang sekali.

Covid 19 bagaikan hujan meteor yang menghujam bumi 250jt tahun yang lalu yang melenyapkan sebagian besar biota yang ada dunia termasuk dinosaurus yang super besar tadi.

Apapun itu, tentu kita berharap yang terbaik dari kejadian ini, semoga dunia kembali pulih, orang – orang bisa kembali beraktifitas, dunia usaha kembali bergerak tentunya dengan kenormalan baru seperti apa yang “Orang – orang pintar” sampaikan belakangan ini.

Jangan lupa tetap jaga OPTIMISME, jangan cemas tapi selalu WASPADA karena kita tidak tau sampai kapan pandemik ini akan berakhir.