Work From Bali

Ide work from Bali atau WFB patut kita apresiasi, paling tidak keluarnya ide WFB tersebut menjadi cerminan Bali tetap dipikirkan oleh Pemerintah kita untuk dicarikan solusi dari kendala yang dihadapi saat ini.

Sumber Foto : indonesiaexpat.id

Terlepas dari ide bagus tersebut dan tetap dipikirkannya Bali untuk bisa bangkit ditengah situasi sulit saat ini, tentu patut juga kita gali lebih dalam lagi akan peluang sukses atau tidaknya ide tersebut, terlepas dari sukses tidaknya sebuah ide baru kita ketahui setelah dilaksanakan tapi paling tidak ketika kita merencanakan kita sudah bisa menakar persentase atau peluang sukses tidaknya ide yang diwacanakan tersebut sehingga sebuah ide brilian benar-benar mampu merubah situasi yang ada.

Beberapa hal yang perlu kita pertanyakan lagi, diantaranya :

  1. WHY, mengapa orang harus kerja dari Bali?
  2. Seberapa banyak potensi orang yang akan WFB baik itu dari institusi pemerintahan maupun swasta, apakah 1rb,5rb atau bahkan 10rb orang.
  3. Apakah cost yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mampu ditopang oleh kinerja yang meningkat karena perubahan suasana kerja.

Kita coba bahas lebih mendalam poin pertama yaitu WHY, Mengapa? Dengan program WFB yang diwacanakan oleh pemerintah kalau untuk institusi pemerintahan terutama pemerintah pusat tentu WHY nya jelas yaitu agar perekonomian di Bali mampu Bangkit lagi, karena dengan mobilisasi ASN kerja di bali maka kamar hotel akan terisi, tempat makan akan ada tambahan pembeli demikian juga transportasi.
Bagi swasta apakah WHY nya akan sama dengan pemerintah yang memang dalam hal ini berkewajiban untuk mencari jalan atau solusi untuk menggerakan ekonomi Bali, pernahkan dilakukan semacam survey apakah perusahaan besar yang notabene sudah memiliki kantor yang representatif harus memindahkan orang orangnya ke bali demi mensukseskan program pemerintah?

Poin yang kedua merupakan kelanjutan dari poin pertama yaitu target orang orang yang bisa diarahkan untuk WFB, dari ASN pemerintah pusat seberapa banyak yang bisa dialihkan untik bisa WFB? Apakah hal itu tidak menjadikan beban baru bagi anggaran pemerintah untuk membiayai ASN bekerja dari Bali? Atau ada pos untuk pariwisata mungkin yang akan diambil untuk subsidi program ini? Kalau swasta sendiri saya pribadi agak pesimis hal ini menjadi daya tarik mereka untuk mempekerjakan staf mereka dari Bali, karena di semua tempat bukan hanya di Bali saja, tingkat hunian hotel sangat rendah, kenapa harus di Bali?

Poin ke tiga berkaitan dengan cost, terutama untuk pihak swasta tentu mereka sangat berhitung sekali mengenai adanya tambahan cost yang mesti mereka keluarkan seandainya mereka ingin mensukseskan program pemerintah ini, kalau costnya lebih rendah daripada cost yang dikeluarkan dari tempat mereka kerja saat ini dan kinerja mereka dinilai akan mampu meningkat tajam sehingga perusahaan merasa efektif untuk WFB tentu baru mereka akan laksanakan himbauan pemerintah tersebut.

Setiap ide bagus tentu harus tetap kita apresiasi, tetapi kembali lagi tetap harus dikaji agar ide tersebut tidak hanya sebagai pelipur lara yabg hanya akan memberi angin surga bagi masyarakat bali.

Selamat Work From Bali.

BE OBSESSED

Dulu ketika belum bergabung dengan group penggemar olah raga lari, pencapaian bulanan saya paling kisaran 30 kiloan, waktu itu olah raganya paling antara 2-3x seminggu dengan jarak 3-5km.?

Olah raga menyehatkan badan dan pikiran.

Ketika saya diajak gabung di group lari ini saya menjadi terpacu untuk secara aktif olah raga setiap hari apapun tantangannya, kadang karena hujan di pagi hari, saya mencari waktu untuk menyempatkan diri lari di sore hari, bahkan karena mepet pernah suatu ketika baru mulai kisaran jam 7 kurang jadi finishnya sudah malam ?

Tidak dipungkiri sebuah OBSESI untuk mencapai sebuah pencapaian yang bagus akan memacu kita untuk bergerak lebih dari apa yang orang lain lakukan, contohnya di group lari tadi, ada yang hanya sekedar ikut sama halnya ketika saya olah raga 3x seminggu yang saya ceritakan diatas yang mungkin tanpa adanya niat atau obsesi untuk berada di “rangking” yang lebih baik diantara peserta lainnya walaupun sebenarnya ranking itu tidak mempengaruhi apa apa, tidak juga mendapatkan sebuah mendali atau bahkan uang, rangking disini hanyalah sebuah kebanggaan atau cara kita untuk mewujudkan aktualisasi diri kita.?

Contoh group lari.

Seringkali lari ini saya pakai sebagai acuan atau contoh dalam pencapaian lain dalam hidup saya, olah raga bagi saya tujuannya untuk sehat, bagi atlet tentu tujuannya selain sehat adalah prestasi ketika mengikuti kejuaraan.

Hal hal lain tentu memberi dampak lain dalam kehidupan kita, komunikasi yang aktif dan efektif dengan team kita akan membuat kita dan team kita lebih kompak dalam mewujudkan target perusahaan, komunikasi yang intens akan membuat kita dan keluarga lebih harmonis karena semua memahami isi hati karena banyak hal yang mungkin menjadi unek unek sudah dikomunikasikan dan didiskusikan.

Demikian juga halnya untuk perbaikan kinerja usaha kita dengan hal hal yang kita lakukan yang terukur dan menemukan sparing partner yang tepat akan membuat kinerja usaha kita bisa meningkat atau minimal bertahan ditengah kemunduran yang dialami oleh pengusaha lainnya ditengah situasi sulit ini.

“Lingkungan yang tepat akan membuat kita tumbuh lebih cepat tapi tanpa adanya OBSESI pertumbuhan itu tidak akan terjadi”

Apa OBSESINYA?

Start with why…

Dalam setiap tindakan kita…dalam setiap usaha yang kita lakukan coba kita tanyakan pada diri kita…mengapa kita melakukannya?

Mengapa kita ikut dalam satu project, mengapa kita bekerja dengan seseorang, dan coba tanyakan mengapa kita mengapa kita lainnya.

Pura Dalem, Ubud.

Ada satu buku yang cukup menarik yang pernah saya baca yang ditulis oleh Simon Senek yaitu START WITH WHY.

Mengapa kita melakukannya?

Mengapa saya Disiplin dan komitmen menjalaninya?

Kebiasaan olah raga lari sudah lama saya tekuni, bahkan jauh dari olah raga lari ini, setelah saya ingat ingat kebiasaan olah raga sebenarnya sudah sejak dari kecil saya terbiasa menjalaninya hanya saja jenis olah raganya saja yang berbeda beda.

Ketika masih kecil sampai menginjak remaja olah raga basket dan sepak bola merupakan olah raga favorit saya dulu, walau saat masa SMA sempat mengikuti extra kurikiler olah raga BaseBall itu hanya sebentar saya jalani dan itupun karena ikut ikutan teman saja sebenarnya, dan ternyata pesertanya kebanyakan wanita.

Ketika belakangan ini saya diikutkan dalam challange Pelari Hore, dan setelah membaca buku Simon Senek tersebut saya mencoba menelaah Why atau kenapa saya mau dan berkomitmen menjalaninya, olah raga setiap pagi berlari antara 5-7km.

Seandainya hal yang saya lakukan ini komitmennya sama seperti saat saya mengelola usaha atau saat mengerjakan sebuah project, betapa jauhnya pencapaian yang bisa saya peroleh dibanding saat ini.

Ada beberapa hal yang saya rasa kenapa saya sangat berkomitmen menjalaninya :

  1. Saya ingin menjadi pribadi yang sehat, karena dengan sehat kita bisa melakukan hal lainnya.
  2. Saya ingin berkontribusi kepada teman teman yang sudah percaya untuk mengundang saya di group lari mereka dengan ikut berpartisipasi aktif mengikuti challange tersebut.
  3. Saya ingin “membuktikan” bahwa saya bisa, walau target saya sebenarnya hanya 10 besar, itupun diawal challange saya hanya mentargetkan diri masuk 15 besar dari sekitar 30 orang yang ikut.
Campuhan Bridge, Ubud.

Menariknya dalam usaha untuk tetap aktif olah raga lari ini, otak saya terus mencari cara bagaimama tetap enjoy dalam menjalaninya, sama halnya dengan kegiatan lainnya, sesuatu yang dilakukan terus menerus cenderung akan mendatangkan kebosanan, tantangannya adalah bagimana kita mengatasi kebosanan dalam perjalanan kita tersebut.

Ketika kita bekerja atau berusaha tentu ada banyak hal yang akan kita lakukan cenderung berulang ulang, dan karena kegiatan yang berulang itulah kebosanan biasanya akan menghampiri, ide working space sendiri sebenarnya adalah karena konsep menghilangkan kebosanan tadi, kalau ada pekerjaan pekerjaan yang tidak menuntut kehadiran fisik kita di kantor, dan bisa dilakukan di tempat lain tapi pekerjaan tersebut masih bisa terselesaikan dengan baik tidak ada salahnya kita bekerja darimanapun yang membuat kita enjoy yang penting kita efektif dalam mengerjakannya sehingga kita tetap produktif.

Pencapaian datang ketika kita mengejar dan mendapatkan APA yang kita inginkan. SUKSES datang ketika kita sangat jelas mengejar MENGAPA kita menginginkannya.

Selamat berproses!

Mengalir = BAHAGIA

Hari ini saya olah raga lari sedikit agak jauh…lumayan total 14Km yang saya tempuh 1jam 40mnt an bagi sebagian orang yang menekuni olah raga lari, lari sejauh ini tentu adalah hal yang biasa, apalagi bagi mereka yang biasa lari FM atau full maraton yang menempuh jarak 42Km tentu jarak ini kecil bagi mereka ??

Objek wisata Tegenungan Waterfall, Ds.Kemenuh Gianyar.

Rute ini dari kemarin malam sudah saya pikirkan, karena rencananya sabtu kemarin saya mau lari dari tegalalang atas dan finish di objek wisata ceking, sudah membayangkan saat finishnya saya mau beli kopi ehhh tau taunya hujan ?, kenapa hari ini rutenya agak panjang disamping karena hari ini hari minggu yang berarti sedikit agak longgar waktunya hari ini juga akhir bulan, yang berarti hari terakhir Challange bulanan dari Group lari saya di aplikasi Garmin.

Karena tau rute yang saya tempuh hari ini “sedikit” agak panjang, pace time saya atur tidak terlalu ngebut seperti rute normal yang hanya 5-7km tujuannya agar stok nafas cukup sampe finish ???

Seorang psikolog asal AS Mihaly Csikszentmihalyi dalam tulisannya dari hasil wawancara sebanyak seribu orang tentang faktor faktor yang membuat mereka BAHAGIA, dia berkesimpulan istilah yang menggambarkan kondisi perasaan yang bahagia yaitu MENGALIR.

Ketika kita fokus dalam sebuah aktifitas, kita berada dalam suatu kondisi yang merupakan pilihan sendiri, dan kita tidak menghadapi tantangan terlalu kecil atau bahkan terlalu berat disanalah kita akan BAHAGIA.

Jadi kebahagiaan bagi setiap orang akan berbeda beda tergantung dimana mereka “MENGALIR” dalam menjalaninya, seorang seniman yang dalam proses melukis karya lukisannya akan menghasilkan karya yang indah ketika dirinya larut dalam aliran inspirasi seni yang dituangkan dalam goresan demi goresan nya dalam kanvas yang akan menciptakan KEBAHAGIAAN bagi dirinya.

Seorang akunting yang sangat fokus dengan tugas yang menjadi pilihan pekerjaannya ketika menemui kesulitan dalam pembukuan keuangan perusahaannya akan BAHAGIA ketika dirinya mampu menuntaskan tantangan pembukuan perusahaan tempatnya bekerja karena larut dan MENGALIR dalam tugas tugasnya yang bisa jadi bagi orang lain membuat setres.??

Ketika saya lari, itu merupakan sesuatu yang menjadi pilihan sendiri, bukan paksaan dari orang lain, dan panjang rute yang saya tempuh sesuai dengan kemampuan dalam artian tidak terlalu jauh atau tidak terlalu pendek, disanalah perasaan BAHAGIA itu akan muncul apalagi Pace time bisa lebih baik dari sebelumnya ?

Bisa jadi ketika saya mengHARUSKAN hal ini ke staf saya, karena hal itu bukan atas kemauan mereka sendiri diawal awal mereka menjalaninya bisa jadi mereka tidak bahagia, tapi seiring berjalannya waktu karena kegiatan olah raga itu menjadikan tubuh mereka sehat, fit dan fresh sehingga yang tadinya sebuah paksaan menjadi sesuatu kebiasaan dan membuat mereka ketagihan menjalaninya yang pada akhirnya merekapun bahagia menjalaninya.

Dibidang apa anda MENGALIR dalam menjalaninya?

Apakah hal yang kita lakukan yang menjadikan diri kita bahagia menjadikan kita lebih baik atau jangan jangan itu hanya kebahagiaan semu?

Mari mengalir, seperti air terjun diblakang saya ini. ??

Branding = Dekor

Di setiap acara ulang tahun di keluarga kami, ayah saya selalu mendekor ruangan yang biasa kami gunakan untuk acara ultah keluarga, dekornya menggunakan bahan bahan di sekitar rumah, kadang daun pisang kadang daun pepaya sampai daun kelapa ?

Walau sering anak anaknya membatasi agar tidak terlalu banyak di dekor tapi beliau selalu dengan antusias memdekor ruangan tempat acara, yang lama kelamaan saya jadi mengerti mungkin dengan melakukan hal sesuai passionnya akan membuat beliau lebih bahagia, bukankah itu salah satu teori menjadi pribadi yang bahagia? Melakukan apa yang kita sukai dengan kata lain apa yang menjadi passion kita, contoh lainnya ketelitian dalam.mendekor ini yaitu seringkali posisi meja atau tempat kue yang miring sedikit saja langsung dikoreksi agar “simetris” katanya ?

Trus apa hubungannya tulisan ini dengan judul diatas yaitu “BRANDING”? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak anda.

Branding menurut saya sama halnya seperti ayah saya mendekor ruangan acara ultah tadi.

Saya balik mau tanya, apakah dengan tanpa di dekor acara tidak terlaksana atau kurang makna?

Kalau ruangannya amburadul alias tidak bersih, barang barang berserakan tentu acara kurang asik, tapi mendekor disini bukan hanya sampai disitu, selain tertata rapi, tapi ayah sering menambahkan pernak pernak seperti kain warna warni atau dedaunan yang saya sebutkan tadi.

Maksud saya mengacu dari pertanyaan tadi adalah, apakah tanpa adanya pernak pernik daun daun yang capek capek di tebang dan di rangkai untuk acara tadi akan jadi kurang seru?

Coba kita bandingkan, mana lebih berkesan, ruangan didekorasi dengan apik dan menarik, tapi makanan nggak enak, suasana garing dll.

Kalo bisa memilih tentu kita akan memilih ruangannya menarik, suasana acara asik dan makanan enak bukan??

Sekarang kalau ada yang jualan bakpao misalnya, bakpaonya di hias tampilan dan packing nya menarik berisi label logo tapi begitu dicoba rasanya nggak enak dan bakpaonya kurang lembut, sementara itu ada penjual yang lain menjual bakpao dengan tampilan yang biasa biasa saja tanpa dipacking yang bagus tanpa label apalagi logo tapi rasanya enak dan lembut, kira kira kalo dipajang mana yang akan dipilih pertama kali?

Kalo saya sih akan milih yang tampilannya menarik walau setelahnya akan jadi kecewa dan menutuskan hanya sekali aja beli bakpao yang itu ??

Terus ada penjual bakpao ketiga, dia membuat bakpaonya dengan penuh penjiwaan hingga rasanya enak, lembut, ditambah lagi karena dia ngerti dikit dikit mengenai dunia branding, dia buat logo yang menarik dengan warna yang menarik ditambah tagline yang kata katanya membuat penasaran yang ditulis dibawah logonya misalnya, kira kira yang mana akan terus dibeli oleh konsumennya?

Kalau menurut saya, sepanjang harga yang ditetapkan sesuai dengan segmen marketnya, maka bakpao yang ketiga akan saya pilih.

Rasa enak, tampilan menarik, harga sesuai.

Itu lah yang saya maksud branding.

Tante Ernie

Tante pemersatu Bangsa banyak orang bilang, tante yang lagi naik daun ? (buat yang belum tau saya yakin pasti mendadak buka browser dan ketik di Google : Tante Ernie ???) biar tidak penasaran sy kasi akun IG nya dehhh ? @himynameisernie

Sumber foto : IG @himynameisernie

Tante yang katanya followernya kebanyakan dari kaum hawa alias kaum pemilik stik golf, atau jangan jangan anda salah satu follower setianya ???

Di dunia instagram, pemilik akun – akun instagram yang memiliki banyak follower biasanya akun artis, baik artis vokal, artis peran atau bisa juga atlet yang berprestasi, tapi bisa juga akun seperti tante ernie ini pun followernya akan sangat banyak, tapi yang bikin heboh itu mungkin karena follower tante ini yang sudah lebih dari sejuta dan banyak media yang memblow up mengenai akun tante ernie ini, apalagi ditambah dengan si Bang Hotma yang ikutan nimbrung komen di akun si Tante jadi tambah heboohhh he he he.

Agar tidak disebut sebagai blog Gosip ? saya mencoba membahas hal ini kaitannya dengan dunia marketing ( nyambung atau nggak ya? ? ), yang mana di dunia marketing kita mengenal istilah Konten dan Konteks yang mana kalau secara sederhana pengertian konten adalah isi sedangkan konteks adalah kemasan atau tampilannya (mohon maaf seandainya definisi ini kalo rada keliru maklum masih belajar ??)

Biar lebih mudah di cerna, saya biasa menganalogikannya dengan air mineral yang mama Konten nya adalah air sementara botol yang berisi nama dan logo merk air tersebut adalah konteks nya, sampai disini semoga bisa dimengerti.

Kalau seorang artis vokal tentu konten nya adalah suara vokal yang bagus dan enak didengar, kalau seorang atlet, tentu atlet yang memiliki prestasi yang lebih dari yang lainnya, tapi kalau sama sama berprestasi atau memiliki vokal sama bagus misalnya tentu yang memiliki follower lebih banyak adalah mereka yang mampu mengemas tampilannya lebih menarik, entah karena wajahnya yang memang ganteng atau cantik atau bisa juga karena caranya berpenampilan yang menarik sehingga menambah komplit dari keahlian vokal dengan penampilannya, apalagi ditambah dengan attitude atau karakter yang bagus tentu tambah lengkap lagi.

Kita kembalikan ke tante ernie tadi, secara konteks/kemasan/penampilan tentu hal ini akan menarik untuk dilihat tapi apakah secara konten misalkan keahlian, pengetahuan atau attitudenya semenarik dari konteks yang ditampilkan? Tentu kita tidak bisa men judge atau memvonis A atau B hanya dari penampilan saja, karena bisa saja orang yang berpenampilan urakan, tatoan bisa saja memiliki attitude yang baik dan juga berpengetahuan luas, dan demikian sebaliknya, penampilan bagus tapi attitude kurang baik.

Untuk dunia usaha dan di ilmu marketing tentu dua hal ini tidak bisa terpisahkan, bagaimana kita membranding perusahaan kita melalui nama, logo dan kombinasi warna khas brand kita agar tercipta image yang kita kemas (konteks) yang sesuai dengan apa yang kita harapkan yang kita terjemahkan dalam bentuk visual akan selaras dengan konten atau isi daleman dari bisnis kita,.

Misalnya untuk bisnis retail penjualan Handphone dan laptop saya, yang mana saya membuat logo dan kombinasi warna biru dan orange di logo saya, ditambah tag line yaitu “Toko handphone dan Laptop yang TERPERCAYA di Gianyar” , Image yang ingin diciptakan tentu toko kita agar dipercaya, TERPERCAYA dalam hal apa?


Misalnya dalam hal produk kita hanya menjual produk bergaransi.

Hal lainnya lagi, disaat customer mengalami kendala terhadap produk yang mereka beli kita akan mampu membantu menyelesaikan kendala yang mereka hadapi, secara lebih luas tentu ada banyak hal lagi yang bisa diterjemahkan agar toko kita layak disebut menjadi toko yang terpercaya seperti tagline nya.

Sehingga kalau kedua hal ini bisa kita penuhi, antara Konten dan Konteks tadi disanalah Brand kita akan mampu secara utuh diterima oleh konsumen kita yang pada ujungnya akan menjadi konsumen loyal atau bahkan konsumen yang menjadi advocate yang memberi rekomendasi bagi calon konsumen lainnya untuk belanja di tempat kita.

Bukankah hal itu yang kita harapkan?

“Customer make new Customer.”

Sebuah pekerjaan yang tidak mudah dan perlu perjuangan yang konsisten agar citranya bisa nancep dibenak konsumen dan calon konsumen kita.

Image apa yang ingin anda tampilkan kepada konsumen bisnis anda yang akan anda terjemahkan dalam bentuk Konten dan Konteks sesuai dengan bidang bisnis anda?