Work From Bali

Ide work from Bali atau WFB patut kita apresiasi, paling tidak keluarnya ide WFB tersebut menjadi cerminan Bali tetap dipikirkan oleh Pemerintah kita untuk dicarikan solusi dari kendala yang dihadapi saat ini.

Sumber Foto : indonesiaexpat.id

Terlepas dari ide bagus tersebut dan tetap dipikirkannya Bali untuk bisa bangkit ditengah situasi sulit saat ini, tentu patut juga kita gali lebih dalam lagi akan peluang sukses atau tidaknya ide tersebut, terlepas dari sukses tidaknya sebuah ide baru kita ketahui setelah dilaksanakan tapi paling tidak ketika kita merencanakan kita sudah bisa menakar persentase atau peluang sukses tidaknya ide yang diwacanakan tersebut sehingga sebuah ide brilian benar-benar mampu merubah situasi yang ada.

Beberapa hal yang perlu kita pertanyakan lagi, diantaranya :

  1. WHY, mengapa orang harus kerja dari Bali?
  2. Seberapa banyak potensi orang yang akan WFB baik itu dari institusi pemerintahan maupun swasta, apakah 1rb,5rb atau bahkan 10rb orang.
  3. Apakah cost yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mampu ditopang oleh kinerja yang meningkat karena perubahan suasana kerja.

Kita coba bahas lebih mendalam poin pertama yaitu WHY, Mengapa? Dengan program WFB yang diwacanakan oleh pemerintah kalau untuk institusi pemerintahan terutama pemerintah pusat tentu WHY nya jelas yaitu agar perekonomian di Bali mampu Bangkit lagi, karena dengan mobilisasi ASN kerja di bali maka kamar hotel akan terisi, tempat makan akan ada tambahan pembeli demikian juga transportasi.
Bagi swasta apakah WHY nya akan sama dengan pemerintah yang memang dalam hal ini berkewajiban untuk mencari jalan atau solusi untuk menggerakan ekonomi Bali, pernahkan dilakukan semacam survey apakah perusahaan besar yang notabene sudah memiliki kantor yang representatif harus memindahkan orang orangnya ke bali demi mensukseskan program pemerintah?

Poin yang kedua merupakan kelanjutan dari poin pertama yaitu target orang orang yang bisa diarahkan untuk WFB, dari ASN pemerintah pusat seberapa banyak yang bisa dialihkan untik bisa WFB? Apakah hal itu tidak menjadikan beban baru bagi anggaran pemerintah untuk membiayai ASN bekerja dari Bali? Atau ada pos untuk pariwisata mungkin yang akan diambil untuk subsidi program ini? Kalau swasta sendiri saya pribadi agak pesimis hal ini menjadi daya tarik mereka untuk mempekerjakan staf mereka dari Bali, karena di semua tempat bukan hanya di Bali saja, tingkat hunian hotel sangat rendah, kenapa harus di Bali?

Poin ke tiga berkaitan dengan cost, terutama untuk pihak swasta tentu mereka sangat berhitung sekali mengenai adanya tambahan cost yang mesti mereka keluarkan seandainya mereka ingin mensukseskan program pemerintah ini, kalau costnya lebih rendah daripada cost yang dikeluarkan dari tempat mereka kerja saat ini dan kinerja mereka dinilai akan mampu meningkat tajam sehingga perusahaan merasa efektif untuk WFB tentu baru mereka akan laksanakan himbauan pemerintah tersebut.

Setiap ide bagus tentu harus tetap kita apresiasi, tetapi kembali lagi tetap harus dikaji agar ide tersebut tidak hanya sebagai pelipur lara yabg hanya akan memberi angin surga bagi masyarakat bali.

Selamat Work From Bali.

BE OBSESSED

Dulu ketika belum bergabung dengan group penggemar olah raga lari, pencapaian bulanan saya paling kisaran 30 kiloan, waktu itu olah raganya paling antara 2-3x seminggu dengan jarak 3-5km.?

Olah raga menyehatkan badan dan pikiran.

Ketika saya diajak gabung di group lari ini saya menjadi terpacu untuk secara aktif olah raga setiap hari apapun tantangannya, kadang karena hujan di pagi hari, saya mencari waktu untuk menyempatkan diri lari di sore hari, bahkan karena mepet pernah suatu ketika baru mulai kisaran jam 7 kurang jadi finishnya sudah malam ?

Tidak dipungkiri sebuah OBSESI untuk mencapai sebuah pencapaian yang bagus akan memacu kita untuk bergerak lebih dari apa yang orang lain lakukan, contohnya di group lari tadi, ada yang hanya sekedar ikut sama halnya ketika saya olah raga 3x seminggu yang saya ceritakan diatas yang mungkin tanpa adanya niat atau obsesi untuk berada di “rangking” yang lebih baik diantara peserta lainnya walaupun sebenarnya ranking itu tidak mempengaruhi apa apa, tidak juga mendapatkan sebuah mendali atau bahkan uang, rangking disini hanyalah sebuah kebanggaan atau cara kita untuk mewujudkan aktualisasi diri kita.?

Contoh group lari.

Seringkali lari ini saya pakai sebagai acuan atau contoh dalam pencapaian lain dalam hidup saya, olah raga bagi saya tujuannya untuk sehat, bagi atlet tentu tujuannya selain sehat adalah prestasi ketika mengikuti kejuaraan.

Hal hal lain tentu memberi dampak lain dalam kehidupan kita, komunikasi yang aktif dan efektif dengan team kita akan membuat kita dan team kita lebih kompak dalam mewujudkan target perusahaan, komunikasi yang intens akan membuat kita dan keluarga lebih harmonis karena semua memahami isi hati karena banyak hal yang mungkin menjadi unek unek sudah dikomunikasikan dan didiskusikan.

Demikian juga halnya untuk perbaikan kinerja usaha kita dengan hal hal yang kita lakukan yang terukur dan menemukan sparing partner yang tepat akan membuat kinerja usaha kita bisa meningkat atau minimal bertahan ditengah kemunduran yang dialami oleh pengusaha lainnya ditengah situasi sulit ini.

“Lingkungan yang tepat akan membuat kita tumbuh lebih cepat tapi tanpa adanya OBSESI pertumbuhan itu tidak akan terjadi”

Apa OBSESINYA?

Start with why…

Dalam setiap tindakan kita…dalam setiap usaha yang kita lakukan coba kita tanyakan pada diri kita…mengapa kita melakukannya?

Mengapa kita ikut dalam satu project, mengapa kita bekerja dengan seseorang, dan coba tanyakan mengapa kita mengapa kita lainnya.

Pura Dalem, Ubud.

Ada satu buku yang cukup menarik yang pernah saya baca yang ditulis oleh Simon Senek yaitu START WITH WHY.

Mengapa kita melakukannya?

Mengapa saya Disiplin dan komitmen menjalaninya?

Kebiasaan olah raga lari sudah lama saya tekuni, bahkan jauh dari olah raga lari ini, setelah saya ingat ingat kebiasaan olah raga sebenarnya sudah sejak dari kecil saya terbiasa menjalaninya hanya saja jenis olah raganya saja yang berbeda beda.

Ketika masih kecil sampai menginjak remaja olah raga basket dan sepak bola merupakan olah raga favorit saya dulu, walau saat masa SMA sempat mengikuti extra kurikiler olah raga BaseBall itu hanya sebentar saya jalani dan itupun karena ikut ikutan teman saja sebenarnya, dan ternyata pesertanya kebanyakan wanita.

Ketika belakangan ini saya diikutkan dalam challange Pelari Hore, dan setelah membaca buku Simon Senek tersebut saya mencoba menelaah Why atau kenapa saya mau dan berkomitmen menjalaninya, olah raga setiap pagi berlari antara 5-7km.

Seandainya hal yang saya lakukan ini komitmennya sama seperti saat saya mengelola usaha atau saat mengerjakan sebuah project, betapa jauhnya pencapaian yang bisa saya peroleh dibanding saat ini.

Ada beberapa hal yang saya rasa kenapa saya sangat berkomitmen menjalaninya :

  1. Saya ingin menjadi pribadi yang sehat, karena dengan sehat kita bisa melakukan hal lainnya.
  2. Saya ingin berkontribusi kepada teman teman yang sudah percaya untuk mengundang saya di group lari mereka dengan ikut berpartisipasi aktif mengikuti challange tersebut.
  3. Saya ingin “membuktikan” bahwa saya bisa, walau target saya sebenarnya hanya 10 besar, itupun diawal challange saya hanya mentargetkan diri masuk 15 besar dari sekitar 30 orang yang ikut.
Campuhan Bridge, Ubud.

Menariknya dalam usaha untuk tetap aktif olah raga lari ini, otak saya terus mencari cara bagaimama tetap enjoy dalam menjalaninya, sama halnya dengan kegiatan lainnya, sesuatu yang dilakukan terus menerus cenderung akan mendatangkan kebosanan, tantangannya adalah bagimana kita mengatasi kebosanan dalam perjalanan kita tersebut.

Ketika kita bekerja atau berusaha tentu ada banyak hal yang akan kita lakukan cenderung berulang ulang, dan karena kegiatan yang berulang itulah kebosanan biasanya akan menghampiri, ide working space sendiri sebenarnya adalah karena konsep menghilangkan kebosanan tadi, kalau ada pekerjaan pekerjaan yang tidak menuntut kehadiran fisik kita di kantor, dan bisa dilakukan di tempat lain tapi pekerjaan tersebut masih bisa terselesaikan dengan baik tidak ada salahnya kita bekerja darimanapun yang membuat kita enjoy yang penting kita efektif dalam mengerjakannya sehingga kita tetap produktif.

Pencapaian datang ketika kita mengejar dan mendapatkan APA yang kita inginkan. SUKSES datang ketika kita sangat jelas mengejar MENGAPA kita menginginkannya.

Selamat berproses!

Mengalir = BAHAGIA

Hari ini saya olah raga lari sedikit agak jauh…lumayan total 14Km yang saya tempuh 1jam 40mnt an bagi sebagian orang yang menekuni olah raga lari, lari sejauh ini tentu adalah hal yang biasa, apalagi bagi mereka yang biasa lari FM atau full maraton yang menempuh jarak 42Km tentu jarak ini kecil bagi mereka ??

Objek wisata Tegenungan Waterfall, Ds.Kemenuh Gianyar.

Rute ini dari kemarin malam sudah saya pikirkan, karena rencananya sabtu kemarin saya mau lari dari tegalalang atas dan finish di objek wisata ceking, sudah membayangkan saat finishnya saya mau beli kopi ehhh tau taunya hujan ?, kenapa hari ini rutenya agak panjang disamping karena hari ini hari minggu yang berarti sedikit agak longgar waktunya hari ini juga akhir bulan, yang berarti hari terakhir Challange bulanan dari Group lari saya di aplikasi Garmin.

Karena tau rute yang saya tempuh hari ini “sedikit” agak panjang, pace time saya atur tidak terlalu ngebut seperti rute normal yang hanya 5-7km tujuannya agar stok nafas cukup sampe finish ???

Seorang psikolog asal AS Mihaly Csikszentmihalyi dalam tulisannya dari hasil wawancara sebanyak seribu orang tentang faktor faktor yang membuat mereka BAHAGIA, dia berkesimpulan istilah yang menggambarkan kondisi perasaan yang bahagia yaitu MENGALIR.

Ketika kita fokus dalam sebuah aktifitas, kita berada dalam suatu kondisi yang merupakan pilihan sendiri, dan kita tidak menghadapi tantangan terlalu kecil atau bahkan terlalu berat disanalah kita akan BAHAGIA.

Jadi kebahagiaan bagi setiap orang akan berbeda beda tergantung dimana mereka “MENGALIR” dalam menjalaninya, seorang seniman yang dalam proses melukis karya lukisannya akan menghasilkan karya yang indah ketika dirinya larut dalam aliran inspirasi seni yang dituangkan dalam goresan demi goresan nya dalam kanvas yang akan menciptakan KEBAHAGIAAN bagi dirinya.

Seorang akunting yang sangat fokus dengan tugas yang menjadi pilihan pekerjaannya ketika menemui kesulitan dalam pembukuan keuangan perusahaannya akan BAHAGIA ketika dirinya mampu menuntaskan tantangan pembukuan perusahaan tempatnya bekerja karena larut dan MENGALIR dalam tugas tugasnya yang bisa jadi bagi orang lain membuat setres.??

Ketika saya lari, itu merupakan sesuatu yang menjadi pilihan sendiri, bukan paksaan dari orang lain, dan panjang rute yang saya tempuh sesuai dengan kemampuan dalam artian tidak terlalu jauh atau tidak terlalu pendek, disanalah perasaan BAHAGIA itu akan muncul apalagi Pace time bisa lebih baik dari sebelumnya ?

Bisa jadi ketika saya mengHARUSKAN hal ini ke staf saya, karena hal itu bukan atas kemauan mereka sendiri diawal awal mereka menjalaninya bisa jadi mereka tidak bahagia, tapi seiring berjalannya waktu karena kegiatan olah raga itu menjadikan tubuh mereka sehat, fit dan fresh sehingga yang tadinya sebuah paksaan menjadi sesuatu kebiasaan dan membuat mereka ketagihan menjalaninya yang pada akhirnya merekapun bahagia menjalaninya.

Dibidang apa anda MENGALIR dalam menjalaninya?

Apakah hal yang kita lakukan yang menjadikan diri kita bahagia menjadikan kita lebih baik atau jangan jangan itu hanya kebahagiaan semu?

Mari mengalir, seperti air terjun diblakang saya ini. ??

Welcome to The Club

Kemarin saya iseng mencoba buka akun di aplikasi Club House, kebetulan saya masih pake aipong jadul, selain hape android lainnya, karena memang sementara ini hanya pengguna iphone yang beruntung yang sudah bisa memakai aplikasi ini, saat coba – coba aplikasi entah kenapa yang pertama terbersit di benak saya adalah “How to promote “iklan” on this aplication” ?

Club house sendiri adalah sebuah aplikasi yang baru lahir dan mulai terangkatnya nama aplikasi ini berkat twit dari elon musk sang pendiri Tesla & Space X yang dalam salah satu cuit nya di twiter mengajak Kremlin (Presiden Rusia Vladimir Putin) untuk diskusi di club house aplikasi berbasis suara.

Club house secara “kasat telinga” (yg ada mah biasanya kasat mata ?) seperti sebuah stasiun radio digital, dan ini terbukti salah satu Radio legend di ibu kota yaitu “Radio Prambors” sudah punya rooms nya.

Salah satu hal yang biasa dipakai melalui aplikasi ClubHouse adalah diskusi layaknya diskusi di radio chanel favorit kita, bedanya kalo di acara diskusi di stasiun radio ketika kita ingin bertanya kita akan menghubungi line telpon radio tersebut, di aplikasi ini kita bisa menyampaikannya langsung tergantung moderator mau buka semua mic dari peserta atau membisukannya.

Setiap kemunculan sebuah aplikasi yang berbasis sosial media, tentu akan ada pihak pihak yang mulai mengutak atik dan menganalisa arah pergerakan dari aplikasi ini :

Pertama dari sisi konten kreator, dari sisi visual mereka akan sedikit lebih lega karena beda halnya dengan chanel youtube mereka harus menyiapkan ruangan yang menarik sehingga terlihat bagus di layar, tapi kalo di club house mereka cukup memperdalam materi sesuai spesialisasi mereka.

Kedua dari sisi pemasar, seperti yang kita ketahui setiap kehadiran sebuah aplikasi sosial media tentu akan dibarengi dengan sisi komersial yang akan mendatangkan pundi pundi bagi pemilik aplikasi, bagaimana mereka memonetisasi aplikasinya tentu sudah dari awal mereka atau dipikirkan oleh investor – investor yang masuk ke mereka, karena tanpa hal itu tentu aplikasi akan terancam keberlangsungan hidupnya.

Setiap aplikasi sosial media tentu memunculkan jenis materi konten pemasaran atau marketing yang berbeda pula, hal ini diperlukan agar konten yang dibuat lebih mengena materi “iklan”nya sesuai dengan jenis sosial medianya, konten untuk IG tentu berbeda dengan konten untuk Tiktok atau Youtube.

Untuk ClubHouse yang hanya berbasis suara, seperti apa konten iklan yang akan dibuat pemasar nantinya, kita tunggu saja kreativitas para marketers yang memiliki sejuta ide kreatif untuk mencitrakan produk yang mereka iklankan.

Welcome to The Club

FOCUS ● UN FOCUS ● RE FOCUS

“Kita perlu tetap membuka diri untuk mampu melihat peluang lain dari apa yang kita kerjakan selama ini”.

Itu salah satu poin yang disampaikan oleh seorang pembicara ketika menjadi pembicara di salah satu sesi webinar yang saya ikuti.

courtesy IG @ronysetyawan

Sama seperti foto ilustrasi yang saya sertakan ini yang saya ambil dari IG Bro @ronysetyawan ini yang mana karena focus melihat kedepan untuk mencapai tujuan kita, kita lupa rehat sejenak untuk Un focus, melihat kesamping sejenak ke area hijau yang pemandangannya sangat bagus sekali, yang bisa saja tanpa kita sadari berisi tulisan “Dijual segera, BU Harga Corona” ??

Dalam membangun dan membesarkan usaha yang saya jalani, salah satu budaya perusahaan yang kami buat yaitu FOCUS, kenapa poin ini menurut kami penting karena dalam perjalanan pengelolaan usaha kecil kecilan yang kami jalani sering kali kami menghadapi atau menemukan Team yang kurang Focus akan tugas yang mereka miliki.

Focus disini sebenarnya bukan hanya untuk team saya tapi menjadi budaya bagi diri saya sendiri untuk selalu FOCUS dalam menjalankan usaha saya, mungkin hal ini akan sedikit menjadi paradoks, di satu sisi kita diminta focus focus focus, disisi lain kita diminta Unfocus, dalam hati saya berkata, disana mungkin seninya meraih kesuksesan ?

Setelah mengikuti webinar tersebut sudut pandang saya terhadap budaya focus menjadi lebih terbuka, sesuai dengan judul tulisan ini yaitu FOCUS, UN FOCUS, RE FOCUS.

Judul tulisan ini terlintas di benak saya saat ikut webinar tersebut karena saat itu saya jadi ingat sebuah istilah yang hampir sama yang mungkin istilah ini sudah biasa kita baca atau dengar dengan versi lain yaitu LEARN, UN LEARN, RE LEARN, yang mana maksudnya kita diminta selalu meng upgrade diri dengan ilmu terbaru yang disesuaikan dengan tuntutan jaman, kalau dulu ketika sosial media dan internet belum ada, ilmu digital marketing tentu juga belum ada juga bukan, tapi dengan berkembangnya dunia digital maka ilmu marketing menjadi berkembang lagi dengan yang namanya digital marketing.

Sesuatu yang telah kita pelajari (Learn) dijaman dulu perlu kita kaji ulang (Un learn) dan memasukan ilmu baru (Re Learn) yang sesuai dengan jamannya.

Demikian juga halnya dengan judul tulisan saya ini, dalam menjalankan usaha kita masing masing tentu diperlukan FOCUS agar apa yang kita harapkan yaitu usaha atau perusahaan kita bisa tumbuh dan berkembang bisa tercapai, tapi ada hal yang mana kita harus menyediakan waktu dan ruang untuk kita UN FOCUS akan hal hal yang kita lakukan sepanjang hari agar kita mampu melihat peluang dan memilah dan memilih dari peluang peluang yang ada untuk kita jadikan Next usaha atau Next Income dari usaha baru yang kita bentuk yang mana setelah terbentuk kita perlu RE FOCUS lagi untuk menjalankan bukan hanya 1 usaha tapi saat ini menjadi 2 usaha yang kita jalankan.

Ketika usahanya sudah mulai berkembang kita tentu perlu menambah orang yang sekiranya memiliki level berpikir manajerial yang akan mampu menggantikan posisi kita sehingga alokasi waktu kita untuk hal hal teknis di usaha yang lama atau baru bisa sedikit berkurang dan focus kita sedikit bergeser ke hal hal strategic untuk pengembangan usaha lebih lanjut kedepannya.

Semoga tulisan ini memberi inspirasi baru bagi kita semua, dan kedepannya kita (anda dan saya ) mampu tetap bertumbuh di situasi era pandemi covid 19 yang penuh tantangan saat ini.

Semoga pikiran positif selalu datang dari segala arah…Ayo Bangkit

NB : Terbuka peluang diskusi untuk memberi sudut pandang berbeda dari tulisan ini.

7 Bisnis Strategi Pasca Covid 19

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti acara Seminar Online melalui Zoom yang diadakan oleh AMA Indonesia yang mana yang menjadi Keynote Speakernya adalah Pak Handi Irawan, beliau adalah orang dibalik “Top Brand” sebuah logo yang di pasang di berbagai merk yang memenuhi kwalifikasi sebagai Top Brand di banyak produk yang mungkin biasa anda beli, beliau juga sebagi Founder dari Frontier Group sebuah Marketing Research yang sudah berusia puluhan tahun, beliau juga sebagai founder majalah Marketing yang mungkin saja sudah biasa anda baca setiap bulannya.

Saya sendiri yang merupakan salah satu pengurus di AMA bali pada suatu kesempatan “menyopiri” beliau saat ke ubud, waktu itu kita saling berdiskusi banyak hal sepanjang perjalanan baik mengenai organisasi AMA, dunia marketing seperti Top Brand yang beliau gagas ataupun Hari Pelanggan Nasional juga gagasan lain yang sampai saat ini selalu dirayakan tiap tahunnya.

Handi Irawan

Ada hal menarik yang disampaikan di slide pembuka dari seminar beliau kemarin yang bunyinya seperti ini :

“When something bad happens, you have three choice, either let it define you, let it destroy you, or you can let it strengthen you”.

Sebuah slide pembuka yang diambil dari quote jeff bezos founder Amazon, yang cukup clear atau jelas untuk menggambarkan situasi saat ini.

Ketika suatu hal buruk terjadi, kita memiliki tiga pilihan, perlu saya jelaskan kenapa saya memakai “kita” bukan “anda” kalo mengacu kata you, karena hal itu juga untuk mengingatkan diri saya sendiri ?

Ketiga pilihannya yaitu kita bisa menjadi HANYUT karenanya, atau kita HANCUR karenanya atau kita malah menjadi LEBIH KUAT karenanya.

Kondisi saat ini memang sangat diluar perkiraan karena dampak dari pandemi ini memukul 90% sektor yang ada, tapi kalo kita diberikan suatu pilihan kenapa kita tidak memilih untuk focus pada hal apa yang bisa menguatkan diri kita.

Kondisi saat ini membuat banyak perubahan di masyarakat yang sering kita dengar dengan New Normal atau kenormalan baru, yang juga berarti akan merubah kebiasaan kebiasaan kita sebelumnya, ada 2 hal yang menjadi sorotan New Normal disini yaitu Work From Home dan Social Distancing.

Ada beberapa hal dari kebiasaan Work from home yang akan merubah habit atau kebiasaan kita yaitu :

  1. Cashless economi.
  2. Touchless tech.
  3. Outsourching.
  4. Upskill Imperative.

Sementara itu dari penerapan social distancing akan membuat beberapa habit baru juga yaitu :

  1. Virtual akan menggantikan fisik seperti acara seminar online salah satunya.
  2. Apart but remaining connected, walau berjauhan tapi kita tetap terhubung, berkat adanya teknologi.
  3. Online bisnis, ecomerce akan semakin meningkat dan hal hal lain yang didigitalkan juga akan semakin tumbuh karena kondisi ini.
  4. Back to regionalization, pembatasa pembatasan yang terjadi membuat kita memaksimalkan potensi area yang kita miliki dalam hal ini cakupan nasional berarti di negara kita indonesia.

Ada 7 strategi pasca covid yang bisa kita terapkan di dalam usaha kita yaitu :

  1. Repositioning, memposisikan ulang usaha kita mengacu pada situasi terbaru.
  2. Retargeting, perubahan daya beli membuat kita mesti mentarget ulang konsumen kita.
  3. Shifting product portpolio, pabrik tekstil membuat produk APD bagi tenaga medis, pabrik obat membuat handsanitaizer.
  4. Accelerating digital marketing, database customer untuk digital marketing sangat penting di era ini.
  5. Shifting to digital suply chain seperti penggunaan Gofood atau Grabfood contohnya.
  6. Strategic colaboration with new partner, ber partner dengan orang orang yang memiliki keunggulan dibidang yang tidak kita kuasai dengan mengkolaborasikan keunggulan yang kita miliki.
  7. Acquiring under valued company, mengakuisisi perusahaan yang dibawah harga tapi memiliki prospek bisnis yang masih bagus dimasa depan.

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh beberapa peserta misalnya mengenai digital mindset, yang mana dijawab oleh pak handi bahwa digital mindset berbeda halnya dengan pengetahuan teknis mengenai digital itu sendiri, walau secara teknis kita tidak menguasainya tapi kita memiliki pandangan atau visi masa depan akan dunia digital itu jauh lebih penting daripada hal teknis tadi, karena untuk hal teknis kita bisa merekrut orangnya atau bisa juga ber kolaborasi dengan orang yang mengerti tentang hal teknis dunia digital seperti poin no 6 diatas.

Apa yang saya sampaikan tadi hanyalah sebuah INFORMASI yang mana kalau kita kumpulkan akan menjadi sebuah PENGETAHUAN tapi hal itu baru akan membawa dampak perubahan kalau kita implementasikan dalam sebuah TINDAKAN dalam keseharian kita.

Semoga menginspirasi.

Branding = Dekor

Di setiap acara ulang tahun di keluarga kami, ayah saya selalu mendekor ruangan yang biasa kami gunakan untuk acara ultah keluarga, dekornya menggunakan bahan bahan di sekitar rumah, kadang daun pisang kadang daun pepaya sampai daun kelapa ?

Walau sering anak anaknya membatasi agar tidak terlalu banyak di dekor tapi beliau selalu dengan antusias memdekor ruangan tempat acara, yang lama kelamaan saya jadi mengerti mungkin dengan melakukan hal sesuai passionnya akan membuat beliau lebih bahagia, bukankah itu salah satu teori menjadi pribadi yang bahagia? Melakukan apa yang kita sukai dengan kata lain apa yang menjadi passion kita, contoh lainnya ketelitian dalam.mendekor ini yaitu seringkali posisi meja atau tempat kue yang miring sedikit saja langsung dikoreksi agar “simetris” katanya ?

Trus apa hubungannya tulisan ini dengan judul diatas yaitu “BRANDING”? Mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak anda.

Branding menurut saya sama halnya seperti ayah saya mendekor ruangan acara ultah tadi.

Saya balik mau tanya, apakah dengan tanpa di dekor acara tidak terlaksana atau kurang makna?

Kalau ruangannya amburadul alias tidak bersih, barang barang berserakan tentu acara kurang asik, tapi mendekor disini bukan hanya sampai disitu, selain tertata rapi, tapi ayah sering menambahkan pernak pernak seperti kain warna warni atau dedaunan yang saya sebutkan tadi.

Maksud saya mengacu dari pertanyaan tadi adalah, apakah tanpa adanya pernak pernik daun daun yang capek capek di tebang dan di rangkai untuk acara tadi akan jadi kurang seru?

Coba kita bandingkan, mana lebih berkesan, ruangan didekorasi dengan apik dan menarik, tapi makanan nggak enak, suasana garing dll.

Kalo bisa memilih tentu kita akan memilih ruangannya menarik, suasana acara asik dan makanan enak bukan??

Sekarang kalau ada yang jualan bakpao misalnya, bakpaonya di hias tampilan dan packing nya menarik berisi label logo tapi begitu dicoba rasanya nggak enak dan bakpaonya kurang lembut, sementara itu ada penjual yang lain menjual bakpao dengan tampilan yang biasa biasa saja tanpa dipacking yang bagus tanpa label apalagi logo tapi rasanya enak dan lembut, kira kira kalo dipajang mana yang akan dipilih pertama kali?

Kalo saya sih akan milih yang tampilannya menarik walau setelahnya akan jadi kecewa dan menutuskan hanya sekali aja beli bakpao yang itu ??

Terus ada penjual bakpao ketiga, dia membuat bakpaonya dengan penuh penjiwaan hingga rasanya enak, lembut, ditambah lagi karena dia ngerti dikit dikit mengenai dunia branding, dia buat logo yang menarik dengan warna yang menarik ditambah tagline yang kata katanya membuat penasaran yang ditulis dibawah logonya misalnya, kira kira yang mana akan terus dibeli oleh konsumennya?

Kalau menurut saya, sepanjang harga yang ditetapkan sesuai dengan segmen marketnya, maka bakpao yang ketiga akan saya pilih.

Rasa enak, tampilan menarik, harga sesuai.

Itu lah yang saya maksud branding.

Nasi Goreng plus plus….

“Kenapa acara yang becandaan, prank dan joged macam ubur ubur, subscriber dan follower nya besar?”

Demikian seloroh dari postingan sahabat saya di akun media sosialnya.

Ketika membaca postingan itu saya jadi teringat dengan sebuah restoran yang menyajikan menu hanya “Nasi Goreng” , kenapa saya isi hanya, ya menurut saya nasi goreng ya nasi goreng that just nasi yang di goreng ??

Tapi apa bedanya nasi goreng yang saya ceritakan ini dengan nasi goreng biasanya, karena nasi goreng ini dibikin didepan kita kita sebagai calon penikmatnya seperti yang anda bisa lihat di video yang saya sertakan ini.

Lalu apa bedanya dengan nasi goreng biasanya?

Apa rasanya akan lebih nikmat kalau dibuat didepan kita daripada dibuat diblakang kita? ?

Apa nasinya akan dapat lebih banyak dari porsi standar yang biasa kita dapatkan?

Jawabannya : Tidak juga.

Competitive advantage nya (biar lebih keren saya isi istilah manajemen gpp yaakk ?) maksud saya nilai lebih nya yang membedakan resto tersebut dengan yang lainnya yaitu kemampuan chef nya menyajikan menu nasi goreng dengan berbagai gaya akrobatik tadi.

Resto ini jadi kelihatan rame bukan semata mata karena rasa nasi gorengnya enak, tapi lebih banyak karena bagaimana mereka mendemonstrasikan cara membuat nasi goreng dengan berbagai “bumbu” akrobat dalam pembuatannya.

Kembali lagi ke postingan teman saya tadi, bagaimana kita sebagai seorang Penulis, Vloger atau apapun namanya yang menghasilkan sebuah karya, ditantang agar mampu menyajikan hasil karya kita dengan lebih menarik tanpa melupakan isi atau konten dari karya karya yang kita buat.

Kalau karyanya sebuah tulisan seringkali sebuah tulisan yang disajikan dengan candaan dan guyonan akan mampu mendatangkan lebih banyak respon entah itu berupa like, coment atau share seperti yang diharapkan oleh si pembuat tulisan tersebut.

Demikian juga halnya sebuah video youtube dimana seperti apa yang disampaikan teman saya tadi, kok video Prank atau joged ubur ubur lebih banyak yang subscribe dan view daripada video yang berisi materi yang mengedukasi yang lebih bermanfaat dari sekedar goyang goyang yang hanya menyajikan gerakan sensual (biasanya semakin seksi semakin banyak followernya ??).

Disanalah tantangan seorang penulis ataupun youtuber yang ingin mendapatkan subscribe dan view yang banyak, bagaimana kita sebagai konten kreator mampu menyajikan konten kita dengan lebih menarik sebagaimana seorang koki nasi goreng yang menyajikan nasi gorengnya dengan berbagai macam trik didalam proses memasaknya sehingga membuat yang mau makan nasi gorengnya nggak sabaran untuk meniknati nasi gorengnya.

Kalau kita bandingkan kedalam dunia usaha, jumlah subscriber itu saya analogikan sama dengan jumlah pelanggan kita, kalau toko kita mampu memberikan pelayanan yang menarik, harga yang wajar, dan stok barang yang lengkap tentu pelanggan kita akan datang selalu ke toko kita (menjadi subscriber/pelanggan kita) hal itu bisa terjadi karena kita memperhatikan feedback dari pembeli yang datang ke toko kita.

Umpamanya kemarin ada cust yang datang nyari produk yang tidak kita jual, tapi kita sebagai pemilik usaha tau produk yang dicari masih inline/sejalur dengan produk produk yang kita jual tentu kita akan berusaha melengkapi produk tersebut, jangan sampai kita jualan handphone dan laptop tapi cust nyarinya alat listrik tentu kita tidak kungkin akan memenuhinya karena produknya tidak inline dengan produk yang kita jual, tapi kalau hanya sebatas mereka nyarinya kabel data merk X tentu kita harus menelaah lagi perlu tidaknya kita penuhi, karena bisa saja kita sudah memiliki merk Y misalnya.

Sebagai seorang youtuber bisa jadi kita meminta feedback dari subscriber kita sebelumnya baik dari kolom komentar atau bisa juga masukan dari orang orang yang kita kenal.

The end of the day bagaimanapun cara menyajikannya atau seberapa heboh pun goyang ubur ubur kalau tidak mampu membawa kenikmatan jangka panjang bagi penikmatnya (ini lagi ngomongin apa sih ??) maka dia akan menjadi kehebohan sesaat habis itu ya sudah berlalu begitu saja.

Nasi goreng yang diproses dengan berbagai gaya akrobat kalau nasinya tidak enak tentu orang yang datang hanya sekali saja pingin datang, karena rasa dari nasi gorengnya biasa saja, tapi kalau enak tentu akan memberikan komen positif bagi resto tersebut selain rasanya yang enak cara penyajian juga unik.

Tetap semangat bagi anda konten kreator, tetaplah berkarya walau hari ini masih minim subscriber saya pribadi salut dengan usaha dan kerja keras anda semua.

Tik-Tok Idol

american idol

American idol…Idonesian Idol…atau idol idol yang lain sekitar 5th yang lalu sangat terkenal sebagai ajang untuk mencari bakat yang disiarkan oleh stasiun stasiun televisi di banyak negara.

Di jaman Smartphone dengan aplikasi Tik-tok didalamnya setiap orang bisa menjadikan dirinya sebagai The Idol sama halnya seperti ajang pencarian bakat yang saya sebutkan diawal tadi, artis tik-tok sendiri berasal dari berbagai macam background, ada yang memang sudah terkenal seperti istrinya Irfan Bachdim yang ex pemain Bali United sampai SPG Handphone kini keranjingan ber Tik-Tok ria.

Per 1 Mei 2020 aplikasi Tik-tok sudah diunduh sebanyak 2 miliar pengguna di seluruh dunia, sebuah pencapaian yang wooww, hal ini menjadikan Tik-tok sebagai salah satu media yang menjadi sasaran bagi seorang Marketers atau pemasar didalam marketing division sebuah perusahaan untuk mempromosikan perusahaannya di aplikasi ini karena banyaknya pengguna yang sudah mengunduh aplikasi ini.

Terbukti dengan pendapatan iklan Tik-tok mengalahkan sosial media yang sudah lebih awal hadir yaitu Facebook dan Istagram, Tik-tok menjadi sangat familiar belakangan karena videonya bukan hanya bisa dinikmati di aplikasi tik-tok saja tapi bisa juga di unggah ke FB atau Instagram mereka, hal ini yang menjadikan Tik-tok cepat terkenal.

Setiap Sosial media yang ada memiliki karakter tersendiri yang kalau kita mampu menciptakan konten – konten yang sesuai dengan karakter dari sosial media itu sendiri akan mampu menciptakan engaggment bagi penggunanya masing masing.

Instagram awalnya adalah aplikasi yang diciptakan untuk berbagi foto menarik dari aktifitas harian penggunanya, walaupun berisi caption tetapi itu hanya sebagai pelengkap dari foto yang diunggah tetsebut, yang lebih dominan adalah foto yang menarik yang akan menjadikan sebuah akun memiliki follower yang banyak, tetapi berkembangnya waktu instagram bukan hanya dijadikan media penyebaran foto yang mana hal ini membuat banyak tempat usaha yang mendesain tempatnya agar “instagramable” tapi juga dipakai oleh media berita sebagai media penyebar informasi untuk menjadikan instagram sebagai salah satu chanel diatribusi berita yang mereka miliki.

Kembali ke tik-tok, pembuat aplikasi ini sangat smart, dan pembuat pembuat aplikasi yang lain juga saya yakin mereka juga sangat smart, WA melejit ditengah Booming pemakaian pesan instan BBm atau Blackberry massanger waktu itu, FB juga melejit diantara aplikasi sejenis yang telah duluan hadir, dan setiap aplikasi selalu menggunakan ceruk yang belum digarap oleh pemain sebelumnya untuk mereka pakai sebagai celah untuk masuk secara mendalam ke ceruk yang ada tersebut, seperti halnya WhatsApp yang mampu menggeser BBm.dengan melihat kelemahan BBm yang hanya bisa dipakai oleh perangkat BB waktu itu, yang walau akhirnya aplikasinya dibuka agar bs digunakan semua platfond OS yg ada tapi sudah terlambat karena pengguna WA sudah kadung besar dan pemakai merasa nyaman dengan WA karena kemudahan pendaftaran hanya menggunakan no HP dibandingkan dengan BBm yang memakai PIN khusus BBm.

Setiap somed sebenarnya bisa saja menambahkan fiture baru dari aplikasi yang baru muncul yang mereka anggap memiliki prospek berkembang yang mana kemunculannya akan mampu menyaingi aplikasi mereka tersebut, tapi bisa saja hal itu justru akan menjadi bumerang karena membuat aplikasi mereka menjadi kabur karakternya, karena karakter yang khas tersebut biasanya masing masing aplikasi memiliki rentang usia pengguna masing masing, anak Generasi Z biasanya jarang pakai FB yang lebih banyak digunakan oleh Generasi baby boomers sampai generasi X, yang mana anak millenial sampai generasi Z biasanya cenderung menggunakan aplikasi Instagram dan yg terbaru Tik-tok ini.

Berkaca dari penambahan menu story di instagram yang mengacu pada aplikasi snapchat, menu yang mirip dengan tik-tok bisa saja ditambahkan kedalam aplikasi berbagi foto ini, sama halnya menambahkan menu story yang mereka lakukan dulu, tapi kembali lagi jangan jangan hal ini akan mengaburkan karakter dasar yang dimiliki oleh diri mereka berdasarkan pemikiran awal saat membuat aplikasi tersebut.

Tik-tok idol tidak bisa di elakan, sama halnya dengan akun akun Idola yang memiliki banyak follower di Instagram dengan konten kontenya yang menarik.

Ada sebuah toko Gadget yang menjual Iphone second yang lumayan aktif aktifitas mereka ber tik-tok ria yang cukup lincah dan “genit” yang mana hal ini membuat banyak akun akun media sosial yang membagikan kembali video mereka ini dan bisa jadi penjualannya juga ikut meningkat sejalan dengan peningkatan brand awarenes dari toko ini.

Brand awarenes tentu beda dengan brand image yang walau tentunya brand image akan tercipta awalnya dari brand awarenes, tetapi media tik – tok sama dengan media – media yang lain dia hanya sebuah media, hanya karakteristiknya saja yang berbeda, kalau FB biasanya dengan kombinasi postingan foto atau video dengan narasi tulisan detail, kalau di IG lebih dominan ke foto yang menarik, tik-tok hadir untuk menciptakan engagement dengan cara musik yang biasanya diiringi gerakan dance atau tarian pendek yang unik, walau ada banyak juga pengguna Tik-tok yang membuat konten lucu lucuan lewat tik-tok.

Masih panjang jalan yang mesti ditempuh bagi sebuah brand untuk mampu terus melangkah maju ditengah tengah persaingan yang semakin ketat, kalau saat ini sebuah bisnis mampu menarik minat penikmat medianya untuk datang ke toko kita karena Tik-tok kita viral tentu ada hal lain lagi yang mesti kita perhatikan seperti misalnya :
1.Bagaimana kita melayani mereka setelah datang, hal ini akan menentukan mereka jadi membeli di tempat kita atau tidak.

2.Bagaimana dengan kwalitas dari produk yang kita jual akan menentukan berikutnya apakah toko kita layak di advocate oleh konsumen yang tadi telah bertransaksi di kita atau sebaliknya.

Suatu saat mungkin kita sebagai pengusaha akan membuat Lowongan dengan salah satu syaratnya adalah MAHIR MAEN TIK TOK ?

Salam dari Ubud Bali (gedeeka)