Go or Stay

Hari ini saya membaca berita bahwa ada maskapai yang terancam dibekukan rutenya karena melanggar aturan protokol Covid 19.

Yang mana didalam aturan protokol covid 19 diatur untuk penerbangan yang dilakukan, kapasitas kursi yang boleh diisi maksimal 50% dari kapasitas yang ada, selain aturan – aturan lain yang mesti dipenuhi baik oleh pihak maskapai maupun para penumpangnya.

Tentu sebagai pebisnis, kebijakan ini akan ada konsekuensinya, salah satunya adalah peningkatan tarif tiket yang terpaksa dibebankan kepada penumpang yang hendak menggunakan jasa penerbangan tersebut, sebagai akibat dari berkurangnya kapasitas yang bisa diisi oleh pesawat tersebut.

Konsep desain kursi pesawat

Setiap penerbangan dalam kondisi normal tentu sudah memiliki perhitungan kapasitas minimum yang harus terisi untuk menutupi biaya produksi untuk menerbangkan pesawat tersebut sampai ke tujuan, yang mana hal itu akan tercermin dari harga tiket yang dibebankan kepada konsumen pengguna jasa penerbangan tersebut, seperti halnya produk fisik, penetapan harga jual tiket tentu akan ditentukan brapa biaya pokok sekali terbang ditambah margin keuntungan yang ingin dicapai dibagi dengan jumlah kursi yang bisa dijual (dalam hal ini harga tiket setiap kursi diasumsikan sama harganya)

Namun dengan aturan pembatasan kapasitas yang bisa diisi oleh maskapai tentu faktor pembaginya akan menjadi berkurang, misalkan biaya sekali terbang plus margin keuntungan adalah 100jt dibagi 100 kursi yang bisa dijual maka harga jual tiketnya akan menjadi 1jt per kursi, kalau saat ini dengan pembatasan kapasitas yang hanya boleh diisi 50% tersebut maka 100jt tadi akan dibagi hanya dengan 50 kursi saja jadinya harga jual tiket tersebut akan menjadi 2jt per kursi.

Bagi orang – orang yang memang harus pergi, harga tiket tentu tidak akan menjadi kendala karena memang sebuah keharusan mereka harus berangkat dan pergi ke tempat tujuan mereka, misalkan untuk sebuah urusan bisnis atau tugas penting lainnya, tapi bagi yang tidak terlalu urgent/mendesak atau masih bisa ditunda atau bisa diganti dengan komunikasi online seperti halnya rapat – rapat online yang semakin familiar belakangan ini tentu akan mengurungkan niatnya untuk berangkat.

Ini mungkin akan menjadi salah satu New Normal dibidang penerbangan yang mana nantinya jarak antar kursi akan ada sebuah penyekat yang akan membatasi kontak fisik bagi setiap penumpang yang menggunakan jasa penerbangan tersebut, dan tidak mungkin hal ini juga diterapkan di moda transportasi lainnya, seperti kereta api atau Bus.

Setiap kebijakan tentu diterapkan untuk kebaikan kita bersama, hingga diperlukan kesadaran kita untuk melaksanakannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *