Layana dalam bahasa indonesia yang juga ada didalam bahasa kawi artinya mengalir.
Kata Layana juga dipakai oleh teman saya untuk menamai warung yang dia miliki, salah satu harapan dari pemilik warung ini adalah agar segalanya bisa mengalir, seperti halnya icon air terjun yang ada di depan warung layana ini yang terus mengalir airnya, karena kalo airnya tidak mengalir dia bukan air terjun namanya ??
Sesuatu yang mengalir akan menciptakan kesejukan, kedamaian, dan juga keberlimpahan.
Saya tidak akan membahas enaknya menu di warung ini yang sudah terkenal dikalangan bule dan lokal (apalagi hari ini dikirimin pizza dan menu japanese terbaru ?) atau juga saya tidak akan membahas suasana warung ini yang sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati air terjun, tapi saya akan membahas efek Corona, nggak nyambung kan he he he

Saat ini di tengah pandemi corona yang kita hadapi, yang walaupun mungkin ratusan tahun yang lalu pernah ada pandemi semacam ini yang menewaskan sekian banyak jiwa manusia, tapi mungkin karena jaman yang berbeda dampak ikutannya juga akan berbeda, tapi dibalik semua itu ada satu hal mendasar yang akan terjadi ketika kita menemui suatu hal yang tidak mengalir maka akan terjadi hal hal yang berseberangan daripada hal hal ketika dimana segalanya mengalir.
Kesejukan udara ketika udaranya tidak mengalir akan menjadi panas, kedamaian jiwa ketika segalanya tidak mengalir sesuai harapan akan menjadi ke gelisahan dan keberlimpahan akan menjadi keterbatasan/kelangkaan atau dalam bahasa inggrisnya scarcity ketika semuanya serba dibatasi.
Sama hal nya ketika kita sedang berada di dalam sebuah ruangan, walaupun disana terdapat udara, ketika tidak ada ventilasi yang mampu menciptakan aliran udara keluar masuk kedalam ruangan tersebut maka ruangan tersebut akan menjadi pengap dan gerah, ketika udaranya tidak mengalir maka kita akan tidak nyaman berlama lama didalam ruangan tersebut.
Pernahkah anda mandi di kolam renang yang mesin pompanya tidak dihidupkan?
Bagaimana rasanya?
Kalo saya pribadi merasa kurang nyaman dan kurang asik dibandingkan airnya mengalir/berputar.
Kembali lagi ke kondisi pendemik saat ini, efek dari Corona banyak hal yang tadinya mengalir tiba tiba menjadi harus di stop sementara, orang orang yang biasa bepergian dari suatu daerah ke daerah lain entah untuk urusan bisnis ataupun berwisata atau bisa juga sedang “pulang kampung” satu kata yang pernah trending beberapa waktu yang lalu ? tiba tiba mereka tidak bisa pergi untuk bisnis, berwisata atau pulang kampung tadi, yang tentunya ketika tidak ada pergerakan orang maka sektor sektor yang biasanya melayani kegiatan ini akan terhenti.
Walaupun penerbangan saat ini sudah dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat tetap saja masih jauh timpang dari biasanya, yang mana dalam kondisi lama hal ini akan menyebabkan kepanasan dari segi ekonomi dengan situasi saat ini, karena mereka harus menanggung beban biaya yang harus mereka keluarkan tiap bulannya dari investasi yang telah mereka tanamkan di bisnisnya tersebut, mungkin staf bisa di PHK atau lebih halusnya “dirumahkan” sementara waktu hingga menunggu situasi normal, tapi disisi lain ada kewajiban bank yang ketika situasi normal perusahaan mampu membayar sesuai kewajiban yang dibebankan berdasarkan nilai pinjaman yang dimiliki, yang walaupun sesuai intruksi Presiden hal ini bisa di restrukturisasi tapi itu hanyalah suatu kebijakan memperpanjang nafas saja.
Ketika situasi ini berlangsung dengan rentang waktu diluar estimasi kita maka dia akan menciptakan permasalahan lanjutan, yang terlalu suram kalau dipikirkan dan dibagikan dalam tulisan ini, banyak orang yang harus berhenti bekerja dan perusahaan yang berhenti beroperasi yang tentu saja tidak semua dari pekerjaan mereka yg bisa dilakukan lewat Work From Home seperti pekerjaan lain yang bisa dilakukan dari rumah.
Dampak dari pembatasan pembatasan selain akan mempengaruhi arus manusia juga akan mempengaruhi arus barang, yang mana dalam kondisi normal inflasi diakibatkan oleh kenaikan harga barang yang mana kenaikan harga barang ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
- Meningkatnya demand/permintaan.
- Meningkatnya biaya produksi, karena rantai produksi yang terganggu.
- Meningkatnya jumlah uang beredar, akibat upaya pemerintah mengantisipasi likuiditas salah satunya dengan mencetak uang yg biasanya ditukar dengan surat obligasi pemerintah.
Ketiga poin penyebab inflasi tadi untuk saat ini mungkin lebih banyak dipengaruhi oleh poin no 2 dan 3, hal ini terjadi karena pembatasan – pembatasan yang mengakibatkan terganggunya rantai distribusi, walau saat ini hal ini masih bisa dikendalikan walaupun ada PSBB di beberapa wilayah,
Poin no 3 bisa terjadi apabila wacana dari anggota DPR yang mengusulkan kepada pemerintah untuk mencetak uang yang olehnya diistilahkan dengan “quantitative easing,” jadi dilaksanakan oleh pemerintah,walau kita tidak pernah tau jangan jangan hal ini sudah dilakukan saat ini oleh pemerintah, berbarengan dengan penerbitan surat hutang oleh pemerintah yang secara teori bisa saja dibeli oleh BI seperti yang dilakukan oleh negara lain yang surat hutang pemerintahnya dibeli oleh Bank Sentral dari negara bersangkutan, apalagi dengan kondisi saat ini semua negara memerlukan dana untuk mengatasi kondisi ekononi negaranya masing – masing.
Pemerintah sudah berusaha mengeluarkan kebijakan yang harapannya akan mampu memberikan udara segar didalam kehidupan ekonomi negara ini, tapi seberapa lama ini bisa dilakukan, seberapa banyak subsidi yang bisa digulirkan untuk membiayai orang orang yang tadinya produktif bekerja menghidupi dirinya sendiri, tiba – tiba menjadi orang yang tidak produktif karena situasi pembatasan pembatasan yang mesti dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona ini.
Disisi lain kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan konsumsi masyarakat bisa menjadi bumerang kalau di sektor produksi masih tetap terganggu akibat pembatasan pergerakan manusia dan barang yang mana hal ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan harga barang karena terjadi ketidak seimbangan suplai dan demand seperti yang saya sampaikan diatas tadi.
Menteri keuangan bekerja sangat keras untuk menstabilkan kondisi saat ini , terutama dari sisi likuiditas keuangan yang ada di masyarakat dan lembaga perbankan.
Kita harus tetap OPTIMIS!
Kata kata itu untuk diawal mungkin cukup manjur untuk membangkitkan semangat kita, tapi tidak semua orang bisa sabar bertahan berlama lama didalam situasi yang tidak pasti, tidak banyak orang yang memiliki pikiran positif ketika berjalan di lorong yang gelap, mungkin ini akan menjadi the real Evolusi seperti yang dulu disampaikan oleh Charles Darwin, Evolusi bukan hanya terbatas manusianya tapi juga bisnis bisnis yang kita tekuni selama ini.
Ada beberapa hal yang saya perhatikan yang perlu kita perkuat lagi ditengah situasi pendemi saat ini yaitu rasa gotong royong yang diwariskan oleh nenek moyang kita sejak jaman dulu, saling bantu membantu bergandengan tangan dan tetap berdoa dan berharap semoga situasi ini segera pulih kembali.
Semoga kita semua dalam kondisi sehat selalu, dan tetap semangat.