Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah buku yang berjudul “Kepunahan Keenam” buku ini merupakan buku ilmiah science & nature yang mungkin sangat jarang saya beli, dibanding buku buku bisnis atau self help, tapi saya rasa menarik untuk dibaca untuk memperluas pengetahuan siapa tau ada hal yang bisa kita ambil ikmahnya dari apa yang dipaparkan didalam buku ini.

Apalagi ditengah suasana pendemik Corona yang menghantui masyarakat dunia belakangan ini yang sudah berlangsung hampir 6 bulan dari pertama kali ditemukan di Wuhan salah satu kota di China sana.
Seperti kita ketahui Covid 19 bukan hanya berdampak pada gangguan kesehatan pada tubuh masyarakat, tapi efek lainnya yang jauh lebih dahsyat yaitu dampak ekonomi dari ketidak normalan yang diakibatkan oleh pembatasan pembatasan yang harus dilakukan untuk menghindari penyebaran virus ini.
Di buku ini dibahas bahwa dari penelitian yang pernah dilakukan banyak ahli bahwasanya di dunia ini telah terjadi lima kali kepunahan massal yang mengakibatkan kepunahan ekosistem yang ada di planet bumi ini, kepunahan terakhir yang terkenal yaitu dimana musnahnya binatang super besar yang dinamakan dinosaurus karena hujan meteor berukuran besar yang menghantam bumi yang oleh para ahli diperkirakan terjadi sekitar 250juta tahun yang lalu.
Selain kepunahan massal tersebut yang oleh ahli mendefinisikannya sebagai peristiwa yang melenyapkan sebagian besar biota yang ada di dunia dalam jangka waktu pendek atau dalam waktu sangat cepat dan bercakupan global, selain itu setia saat di dunia ini sebenarnya terjadi kepunahan yabg oleh para ahli dinamakan sebagai kepunahan latar, yaitu punahnya sebuah spesies diantara sejuta spesies yang ada di dunia per tahunnya, yang artinya setiap tahun ada satu spesies yang punah diantara satu juta spesies yang ada di dunia ini, seperti contoh kasus punahnya katak emas di hutan panama.

Covid 19 secara kesehatan berdampak pada kematian pada seseorang yang menyerang sistem pernapasan pada manusia, dampak lain dari kekhawatiran penyebaran virus ini adalah aktifitas ekonomi di masyarakat.
Sebagai contoh yang sudah kita tau orang orang yang tadinya berwisata akhirnya tidak bisa pergi karena pembatasan wilayah sebuah daerah atau bahkan negara, yang karena tidak ada pelancong akhirnya hotel sebagai tempat menginap tidak mendapatkan tamu yang memaksa mereka harus menutup usahanya dalam jangka pendek, demikian juga restaurant, terutama restaurant yang segmen marketnya pelancong atau wisatawan tadi juga terpaksa tutup sementara karena sepinya pengunjung yang datang.
Akibat ikutan dari tutupnya hotel dan restaurant selain mempengaruhi dari sisi pengembalian pokok hutang dan bunga ke pihak perbankan tentu berdampak pula pada dirumahkannya semua tenaga kerja yang bekerja di bidang usaha ini, di sisi lain orang orang yang menjadi suplier dari hotel atau restaurant ini juga kehilangan pasar mereka yang akhirnya juga meniadakan atau hilangnya pendapatan dari usaha mereka selama ini.
Melihat kejadian kepunahan latar pada katak emas di hutan panama, kalau kita bandingkan di dunia usaha biasanya didalam kondisi normal di dunia usaha juga terjadi “kepunahan latar” seperti kasus katak emas tadi, yang mana dari survey yang ada akan terdapat 80% Start up/usaha baru yang akan “punah/tutup” di 3th pertama, dan sisanya akan ada 80% lagi yang punah di 10th berikutnya, yang artinya dari 100 usaha baru dibuat akan ada 20 saja yang bertahan dalam 3th dan akan ada 4 saja yang bertahan dalam 10th bukankah ini identik dengan “kepunahan latar” katak emas panama tadi?
“Seleksi alam setiap hari dan setiap jam terjadi di deluruh dunia, memilih semua variasi, sekecil apapun itu, menyingkirkan yang buruk, melestarikan dan menambahkan yang baik, bekerja diam diam tanpa terlihat, kapan pun dan dimanapun setiap ada kesempatan.”
Lalu, mungkinkah Covid 19 ini sebagai pemicu kepunahan massal dari enterprise atau perusahaan -perusahaan besar yang ada saat ini?
Tanda – tanda banyak perusahaan besar yang kena dampak yang bisa kita lihat dari data penjualan per april 2020 yang mana sudah mulai banyak yang terlihat seperti banyaknya maskapai udara yang terpaksa tutup akibat tidak mampu membayar kewajiban akibat berhenti operasi, yang mana di awal pandemi sektor yang pertama kali terpukul akibat pandemi ini yaitu di bidang transportasi, hotel dan restaurant, data terbaru memperlihatkan penjualan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat mengalami penurunan sampai 90% tentu banyak sektor dan banyak perusahaan lagi yang mengalami dampak yang tidak kalah tragisnya dari data penjualan kendaraan tadi, yang semua diakibatkan oleh turunnya pergerakan ekonomi akibat dari pembatasan – pembatasan yang terjadi saat ini.
Yang lebih penting yang perlu menjadi perhatian kita dari kemerosotan sektor – sektor ekonomi dan bisnis dari beberapa yang sudah saya uraikan diatas adalah adanya efek domino dari satu sektor terhadap sektor lainnya, misalnya penurunan penjualan kendaraan bermotor tentu akan berimbas pada bisnis leasing kendaraan itu sendiri, yang mana karena adanya ketakutan akan terjadinya kredit macet, pihak leasing memperketat syarat kredit dari kendaraan baru yang mau dibeli secara kredit, misalnya dengan menaikan DP kepemilikan kemdaraan dan hal – hal seperti ini akan terus berantai ke sektor – sektor lainnya juga yang kalau diuraikan didalam tulisan ini akan sangat panjang sekali.
Covid 19 bagaikan hujan meteor yang menghujam bumi 250jt tahun yang lalu yang melenyapkan sebagian besar biota yang ada dunia termasuk dinosaurus yang super besar tadi.
Apapun itu, tentu kita berharap yang terbaik dari kejadian ini, semoga dunia kembali pulih, orang – orang bisa kembali beraktifitas, dunia usaha kembali bergerak tentunya dengan kenormalan baru seperti apa yang “Orang – orang pintar” sampaikan belakangan ini.
Jangan lupa tetap jaga OPTIMISME, jangan cemas tapi selalu WASPADA karena kita tidak tau sampai kapan pandemik ini akan berakhir.